Ancaman Serius Bagi AS, China Tunjukkan Pesawat Tempur Siluman untuk Pertama Kalinya

Ancaman Serius Bagi AS, China Tunjukkan Pesawat Tempur Siluman untuk Pertama Kalinya

13 November 2018
Pesawat tempur siluman J20 punya China.

Pesawat tempur siluman J20 punya China.

RIAU1.COM - Ini ancaman serius bagi sekutu Amerika Serikat.

Militer China mempertunjukkan pada dunia pesawat siluman J-20 dengan misilnya untuk pertama kali dalam pameran penerbangan terbesar Zhuhai.

Seperti dikutip Riau1.com dari sindonews.com, Selasa 13 November 2018, Dua pesawat J-20 sengaja membuka pintu tempat di mana terdapat misil udara jarak jauh dan menengah. Masing-masing pesawat memiliki empat misil.

“Empat misil pada J-20 tersebut merupakan misil udara jarak jauh,” ungkap pakar militer Song Zhongping dilansir Reuters.

 

Ditambahkan Song, J-20 akan menjadi lawan masa depan bagi siapa saja yang memprovokasi China di udara.

“Di masa lalu, AS dan aliansinya seperti Jepang mampu pamer pesawat siluman. Kini monopoli mereka di kawasan Asia Timur dipatahkan J-20,” ujar Song.

Seperti dilaporkan Global Times, menyatakan demonstrasi pesawat itu bertepatan dengan peringatan 69 tahun berdirinya Angkatan Laut Pasukan Pembebasan Rakyat China (PLA). Itu bertujuan untuk superioritas J-20 di atas pesawat AS lainnya seperti F-22 dan F-35.

Para analis mengungkapkan pesawat J-20 yang beraksi di Zhuhai itu terkesan lebih impresif dibandingkan dengan pesawat buatan Rusia. Hal itu berbeda dengan pertunjukkan J-20 pada Zhuhai Air Show tahun 2016 yang tidak mendapatkan sambutan meriah.

J-20 dengan mesin ganda itu diperkirakan akan masuk menjadi armada Angkatan Udara PLA pada Februari mendatang. Berdasarkan laporan China Power Project di Center for Strategic and International Studies menyarankan J-20 bisa menjadi ancaman strategi bagi komponen armada tempur AS.

Menurut analis pesawat generasi empat tersebut tampil lebih kuat dibandingkan dengan pesawat tempur lainnya. “Dalam demonstrasi tersebut, tidak menunjukkan kalau J-20 mengindikasikan China memiliki masalah dalam teknologi mesin jet,” kata Peter Layton, mantan pejabat militer Australia yang kini menjadi peneliti pada Griffith Asia Institute.

Kemudian Layton juga mengungkapkan teknologi pesawat siluman China masih tertinggal 10 hingga 20 tahun di belakang Rusia dan AS, meskipun mereka sudah memiliki teknologi vektor. “Itu memang lebih impresif jika J-20 terbang. Tapi itu bukan yang menarik perhatian pengamat asing,” ujarnya.
 
Analis lainnya, Michael Kofman, pakar pesawat tempur menyatakan, pesawat tempur selalu dilihat dari jenis mesinnya. Mesin pesawat itu masih kontradiktif apakah menggunakan WS-15 atau lainnya. “Semuanya elemen pesawat itu memang menarik. Tapi, itu semua tentang mesin,” kata Kofman.

Pandangan negatif tentang J-20 juga diungkapkan Letnan Jenderal Purnawirawan David Deptula yang menyatakan J-20 memiliki kemampuan pemantauan rendah.

Hal sama diungkapkan Malcolm Davis dari Australia Strategic Policy Institute yang menyebut J-20 bukan pesawat tempur. “Itu hanya pesawat pencegat dan tidak bisa melakukan pertempuran udara dengan jet tempur AS,” ujar Davis.

Pandangan berbeda diungkapkan pemimpin redaksi majalah Military Watch Abraham Ait. “Pesawat J-20 bisa melampaui F-22 Raptor milik AS,” kata Ait dilansir The Diplomat.

Ait mengungkapkan, karena program F-22 telah dihentikan, perkembangan pesawat J-20 mungkin akan lebih cepat. China juga tengah mengembangkan pesawat siluman lain, yakni J-31 yang sudah terbang pada 2014.

R1/Hee