Presiden China Xi Jinping
RIAU1.COM - China menuduh AS membahayakan perdagangan global setelah pemerintahan Biden mendepak 14 perusahaan China dan mengeluarkan RUU yang nantinya akan melarang impor China masuk jika terbukti berasal dari Xinjiang.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, mengatakan bahwa tuduhan kerja paksa dan genosida tidak benar dan berpotensi merugikan perdagangan global, Kamis (15/7) dikutip dari The Associated Press.
“Pendekatan AS telah secara serius merusak keamanan dan stabilitas rantai industri dan rantai pasokan global. China dengan tegas menentangnya.”
“Apa yang disebut masalah hak asasi manusia dan kerja paksa di Xinjiang sama sekali tidak sesuai dengan fakta,” tambahnya.
Departemen Luar Negeri AS memperingatkan perusahaan-perusahaan Amerika yang melakukan bisnis dengan provinsi Xinjiang China karena negara itu menempatkan kelompok etnis Muslim di kamp-kamp dan diduga mengalami pelecehan.
“Mengingat berat dan luasnya pelanggaran ini, termasuk kerja paksa yang disponsori negara dan pengawasan mengganggu yang terjadi di tengah genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung di Xinjiang, bisnis dan individu yang tidak keluar dari rantai pasokan, usaha, dan/atau investasi terkait ke Xinjiang dapat berisiko tinggi melanggar hukum AS,” kata laporan dari Departemen Luar Negeri kepada perusahaan-perusahaan Amerika.
Pada hari Rabu (14/7) Senat juga mengeluarkan langkah yang akan memblokir produk yang diimpor dari Xinjiang jika terbukti dibuat dari kerja paksa.
China berulang kali membantah menggunakan kerja paksa dan mengatakan kamp-kamp itu untuk tujuan pelatihan, tetapi AS dan negara-negara lain di seluruh dunia menyebutnya sebagai tindakan genosida terhadap etnis minoritas.
Co-Writer : Amerita S