Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Mobil matik yang kini banyak mengisi setiap sudut ruas jalan berawal ketika Sturtevant bersaudara diminta merancang transmisi untuk sebuah mobil sederhana di Amerika Serikat (AS) pada 1904.
Setelah berhasil dibuat, mobil yang dijuluki Horseless Carriage itu memiliki transmisi dua percepatan yang mampu berpindah sendiri dikutip dari liputan6.com, Minggu 10 Januari 2021.
Sayang, penemuan tersebut tidak dihargai. Alasannya karena saat itu kendaraan roda empat baru diperkenalkan.
Dari sana, transmisi otomatis mengalami kemajuan menjadi begitu populer di muka bumi. Bahkan transmisi otomatis sudah mampu mengalahkan kemampuan manusia dalam hal kecepatan serta akurasi perpindahan gigi.
Sering berjalannya waktu, para penemu berhasil menciptakan sistem kopling fluida pada 1930. Sistem ini membuat transmisi menjadi tidak selip antar-pelat kopling sehingga mobil bisa bergerak lebih halus ataupun saat berhenti.
Ini pertama kalinya transmisi otomatis menggunakan fluida serta gigi-gigi yang digerakkan secara hidraulik. Di akhir 1980-an pabrikan mobil memikirkan cara bagaimana membuat transmisi otomatis semakin cerdas dengan bantuan komputer.
Maka lahirlah transmisi continuous variable transmision (CVT) yang diatur secara elektronik dan masih dipakai hingga saat ini.