Kamikaze, Perang Bunuh Diri Ala Militer Jepang

Kamikaze, Perang Bunuh Diri Ala Militer Jepang

25 Oktober 2020
Pasukan khusus kamikaze (Foto: Istimewa/internet)

Pasukan khusus kamikaze (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Dengan membawa materi propaganda nasionalisme sekaligus dalih wujud kesetiaan kepada Sang Kaisar, menjaga martabat, mempercayai bahwa kematian dilakukan untuk mempertahankan negara dan rakyat Jepang, Wakil Laksamana Tokijiro Onishi memperkenalkan pasukan khusus bernama kamikaze.

Pasukan yang melakuan serangan bunuh diri ini pertama kali digunakan tepat hari ini pada 25 Oktober 1944 dalam Pertempuran Teluk Leyte di Samudra Pasifik dekat Filipina dikutip dari tirto.id, Minggu, 25 Oktober 2020.

Hasilnya, lebih dari 3.000 pilot Jepang terbunuh. Namun serangan kamikaze berdampak hebat pada banyak kapal Amerika.

Seperti menyebabkan sekitar 7 ribu pasukan sekutu tewas. Meski kalah dalam pertempuran ini, metode kamikaze dianggap berhasil dan digunakan militer Jepang pada pertarungan berikutnya.


Untuk perekrutannya dilakukan militer kepada para pemuda Jepang yang rata-rata masih berusia di bawah 25 tahun. Total, ada 15.149 yang diterima dari seleksi ini.

Tujuan militer Jepang membuat pasukan khusus ini lantaran cadangan tentara yang semakin menipis serta posisi Jepang yang kian terdesak sekutu.

Loading...

Pada 1943, militer Jepang mengenalkan sistem rekrutmen kadet ke seluruh perguruan tinggi untuk mengatasi kurangnya jumlah personel tentara.

Untuk diketahui, nama kamikaze merujuk pada angin yang menyelamatkan armada Jepang dari pasukan Mongol pimpinan Kubilai Khan. Angin tersebut mengamankan bala pasukan Jepang tak cuma sekali, tapi hingga dua kali.

Saking kuatnya mitos dan legenda ini di telinga masyarakat, membuat pimpinan militer Jepang mengambil sebagai identitas pasukan khusus yang diharapkan mampu memenangkan Perang Dunia II.