Ilustrasi (foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Berbeda dari negara lain, negara termaju saat ini, Singapura lahir bukanlah karena keinginan rakyat dan pemimpinnya.
Menjadikan wilayah yang tak lebih melebihi luasan DKI Jakarta ini adalah satu-satunya negara yang merdeka bukan karena ingin berpisah dinukil dari merdeka.com, Minggu 9 Agustus 2020.
Penyebabnya karena kesenjangan dan perlakuan rasisme yang diterima orang-orang peranakan seperti China, India dan lainnya dari orang Melayu setelah bergabung dengan Federasi Malaysia.
Bukannya malah maju dan sejahtera setelah bergabung, rakyat Singapura dihadapkan dengan kemiskinan lantaran terpaksa menerima diskriminasi berlebih dari warga Malaysia.
Melihak kondisi semakin parah, Lee Kuan Yew yang merupakan perdana menteri Singapura saat itu memutuskan untuk berpisah dari Federasi Malaysia pada 9 Agustus 1965 tepat hari ini.
Bagaimana mungkin negara yang sedang dilanda krisis ekonomi, tak memiliki SDA dan nyaris hancur karena turut menjadi korban Perang Dunia II bisa amat makmur seperti saat ini ?
Rupanya dalam memimin untuk kali pertama, Lee Kuan Yew menerapkan agar warganya mau menabung dan mengatur angka kelahiran.
Tak hanya itu dia juga menghapus pajak untuk pabrik yang mau menjadikan Singapura basis ekspor, hingga memberi denda teramat tinggi agar warganya disiplin untuk tidak membuang sampah, merokok, atau meludah sembarangan.
Berkat arahan dan tangan dinginnya, nyatanya negara itu kini murni lepas dari jerat kemelaratan, memiliki pendapatan per kapita tertinggi di dunia, memiliki pendidikan dan kesehatan berkualitas hingga kecilnya angka kriminalitas untuk ukuran negara maju ditengah kontroversi yang diterima Lee.