China Berhasil Uji Klinis Vaksin Antibodi Penawar Pasien Virus Corona

China Berhasil Uji Klinis Vaksin Antibodi Penawar Pasien Virus Corona

25 Mei 2020
Ilustrasi uji vaksin virus corona di Laboratorium.

Ilustrasi uji vaksin virus corona di Laboratorium.

RIAU1.COM - Ini kabar gembira bagi dunia medis dalam penanganan virus corona. Pemerintah China, melalui  Beijing Institute of Biotechnology dan CanSino Biological akhir mempublikasikan soal vaksin corona yang dikembangkan.

Dalam uji klinis tahap awal vaksin ini telah berhasil memicu antibodi penawar pada puluhan pasien.

Hasil penelitian ini pun dipublikasikan di jurnal kesehatan The Lancet pada Jumat pekan lalu. Vaksin tersebut bernama Ad5-nCoV.

Vaksin ini diujikan ke 108 orang dengan usia 18-60 tahun dengan dosis rendah, sedang, dan tinggi. masing-masing kelompok terdiri dari 36 orang.
 

Kandidat uji coba vaksin diinduksi dengan antibodi yang mengikat pada sebagian besar pasien corona yang telah terjangkit 28 hari.

Dalam uji coba vaksin ini, pada hari ke-28, pasien yang mendapat dosis vaksin rendah dan menengah menunjukkan adanya antibodi penawar dibandingkan dengan pasien dalam kelompok dosis tinggi.

Menurut para ahli, konsentrasi antibodi penawar penting untuk mendapatkan perlindungan dari virus.

Para peneliti juga menganjurkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dan uji coba dengan lebih banyak relawan sebelum vaksin dihadirkan buat publik.

"Hasil ini merupakan tonggak penting," ujar Wei Chen, profesor di Institut Bioteknologi Beijing dan pemimpin penelitian kepada para media, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (25/5/2020).

"Namun harus ditafsirkan dengan hati-hati. Tantangan dalam pengembangan vaksin Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya, dan kemampuan untuk memicu respons kekebalan ini tidak selalu menunjukkan bahwa vaksin tersebut akan melindungi manusia dari Covid-19."

Informasi saja, menurut World Health Organization (WHO) ada 9 vaksin yang diujikan ke manusia.

Vaksin Ad5-nCoV merupakan yang paling maju karena sudah masuk uji klinis fase 2 dari tiga tahun. Fase 2 sudah dilaksanakan pada April 2020.

 

Sayangnya hasil penelitian fase 1 tidak dipublikasikan di jurnal kesehatan. Ketika memasuki fase 2, CanSino hanya menyatakan pihaknya bergerak ke uji klinis fase 2 berdasarkan "data keselamatan awal" dari fase 1, yang melibatkan 500 orang.

R1.