Sosok Maatje Benassi, Pembalap Sepeda Andalan Militer Amerika yang Kini Dituduh Sebagai Orang Pertama Pembawa Virus Corona
Maatje Benassi
RIAU1.COM - Ibu dua anak yang tercatat sebagai tentara cadangan Amerika Serikat (AS) ini menjadi orang yang paling 'disiksa hidup-hidup' di tengah wabah virus corona atau Covid-19. Dalam sebuah teori konspirasi yang sempat mencuat, ia dituduh sebagai tersangka penyebaran virus mematikan ini di Wuhan, Cina.
George Webb, seorang vlogger yang juga sempat mengaku sebagai jurnalis investigasi di Washington DC mengklaim sosok Maatje Benassi sebagai orang pertama yang menyebarkan virus ini.
Tak heran jika kemudian banyak yang meyakini teori konspirasi ini menganggap Benassi sebagai 'Pasien Zero' dalam penyebaran wabah virus corona atau Covid-19.
Teori yang belum terbukti kebenarannya ini menuding kehadiran Benassi dalam acara Military World Games 2019, pada Oktober 2019 lalu di Wuhan, sebagai awal mula penyebaran virus Corona.
Tak sampai di situ, Benassi juga dituding sebagai agen senjata biologis AS untuk menghantam Cina. Ironinya, Benassi tidak pernah menjalani tes Covid-19.
Disebutkan, penyebaran virus ini dimulai saat Maatje Benassi mengalami kecelakaan dalam kompetisi balap di event tersebut. Saat itu ia mengalami patah tulang rusuk dan gegar otak. Dari situ, awal virus ini menyebar di penjuru Kota Wuhan, Cina.
Maatje Benassi merupakan seorang wanita kelahiran 20 September 1967 silam. Ia tercatat sebagai tentara cadangan AS yang bertugas di Fort Belvoir, sebuah kawasan instalasi militer AS yang berada di Virginia.
Sedangkan suami Benassi, Matt merupakan seorang pensiunan militer dari Air Force yang saat ini berstatus sebagai seorang pegawai di Pentagon.
Selama ini, Maatje Benassi dikenal sebagai salah satu andalan militer AS dalam event kompetisi balap internasional, termasuk saat datang ke Wuhan sebagai delegasi Paman Sam. Sepanjang kariernya di ajang balap sepeda, sudah tak terhitung medali yang ditorehkannya.
Namun siapa sangka, pengabdiannya pada negaranya tersebut juga berujung petaka. Hingga saat ini ia menjadi bahan bully karena dianggap sebagai 'tersangka utama' penyebaran virus ini.
Bahkan saat tidak ada bukti kuat yang memastikan hal tersebut. Ia sehari-hari harus menanggung beban akibat berita hoax yang belum terbukti kebenarannya.
Sumber: Viva