Ibu 2 Anak ini Hidup Menderita karena Dituduh Sebagai Orang Pertama Pembawa Virus Corona ke Wuhan
Maatje Benassi
RIAU1.COM - Wabah virus corona atau Covid-19 benar-benar membuat hidup Maatje Benassi berubah menjadi kelam. Wanita asal Amerika Serikat (AS) ini dituduh sebagai orang pertama yang menyebarkan virus corona di Wuhan, Cina.
Wabah virus tersebut memang menimbulkan banyak spekulasi. Termasuk teori konspirasi yang menyebutkan virus ini memang disebarkan Amerika Serikat (AS) untuk 'memukul' perekonomian Cina.
Tentu hal itu belum sepenuhnya terbukti. Terlepas benar atau tidaknya teori konspirasi itu, sosok Maatje Benassi saat ini benar-benar menjadi orang yang tersiksa. Tentara cadangan AS ini terlanjur dituduh sebagai pembawa virus ke Wuhan.
Cerita teori konspirasi yang menyeret nama Maatje Benassi ini, berawal saat ia berkunjung ke Wuhan untuk acara World Military Games pada Oktober 2019 silam. Kedatangan ibu dua anak ini dituding sebagai awal mula virus ini menyebar di Wuhan. Tak heran jika di Cina virus ini dipanggil 'Virus USA'.
Theori konspirasi yang melibatkan Maattje Benassi ini juga pernah diunggah seorang vlogger kondang bernama George Webb lewat tayangan video di akun Reddit, Youtube dan sosial media lainnya. Saat ini akun-akun tersebut dikabarkan telah dibekukan.
Sayangnya, video teori konspirasi yang melibatkan Benassi ini terlanjur menyebar. Kini Benassi harus hidup dengan penderitaan karena menjadi bahan hujatan, bahkan di Amerika Serikat sendiri. Terlebih negeri Paman Sam kini paling terdampak wabah ini.
"Ini seperti bangun dari mimpi buruk yang menjadi mimpi buruk lagi, hari demi hari. Saya ingin setiap orang berhenti menghujat saya, karena ini adalah cyberbulllying bagi saya dan ini sudah di luar batas," ucap Benassi dilansir Mamamia, Rabu 29 April 2020.
Seperti yang diketahui, teori konspirasi ini juga memaksa juru bicara Kemenlu Cina, Zhao Lijian, buka suara pada awal Maret lalu. Lewat akun twitternya, ia meyakini teori konspirasi yang melibatkan AS ini.
Ia mempertanyakan beberapa catatan yang mendukung teori konspirasi tersebut termasuk terkait ditutupnya sebuah laboratorium di Negeri Paman Sam sebelum wabah ini menyebar, serta tidak transparannya pemerintahan Donald Trump.
"Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Ayolah transparan! Beritakan data ke publik, kami butuh penjelasan," petikan dari cuitan Zhao Lijian saat itu.
Sumber: Viva