Kota New York lockdown akibat wabah corona
RIAU1.COM - Sejak mewabahnya virus corona atau Covid-19 pada Desember 2019 lalu, ibukota Wuhan di Provinsi Hubei, Cina menjadi episentrum dari penyebaran virus tersebut. Namun beberapa pekan terakhir, episentrum penyebaran Covid-19 berpindah ke New York, Amerika Serikat.
Hingga kini, pandemi Covid-19 sudah menewaskan sekitar 1.000 lebih warga ibukota keuangan AS tersebut. Ini membuat pemerintah New York berpacu dengan waktu dalam menambahkan kapasitas rumah sakit sebelum puncak pandemi terjadi.
Wali Kota New York, Bill de Blasio mengungkapkan, kota itu telah meningkatkan kapasitas rumah sakit hingga tiga kali lipat. Terutama, sebagai persiapan menghadapi puncak pandemi yang diperkirakan terjadi dalam dua hingga tiga minggu mendatang.
"(Kami) akan membutuhkan tingkat kapasitas rumah sakit yang belum pernah kami lihat, bahkan tidak pernah dipahami," ungkap Bill kepada NBC, dikutip dari AFP.
Sekitar selusin tenda, dilengkapi dengan 68 tempat tidur dan 10 ventilator, telah dipasang di taman ikonik Manhattan, yakni Central Park, dengan COVID-19 pasien diperkirakan akan mulai tiba pada Selasa 31 Maret 2020 malam waktu setempat.
Area Big Apple juga sedang diubah untuk menampung pasien yang sudah membanjiri rumah sakit. Di sebelah selatan Central Park, Javits Convention Center kini beroperasi dengan hampir 3.000 tempat tidur setelah diubah oleh Army Corps of Engineers.
Beberapa blok dari sana, tepatnya di pelabuhan Pier 90, kapal rumah sakit militer USNS Comfort dengan kapasitas 1.000 tempat tidur dan 12 kamar operasi sudah tiba dan berlabuh untuk menampung pasien.
Pusat Tenis Nasional Billie Jean King di Flushing Meadows-Corona Park juga diubah, dengan kapasitas 350 tempat tidur dan akan menerima pasien COVID-19 mulai minggu depan.
Gubernur Andrew Cuomo memperingatkan warga New York bahwa perjuangan untuk mengalahkan Covid-19 akan berlangsung lama. "Kalibrasi diri Anda dan harapan Anda sehingga Anda tidak kecewa setiap hari saat Anda bangun," katanya.
Menurut data Worldometers, AS kini memiliki 187.347 kasus terkonfirmasi, dengan 3.860 kasus kematian, dan 6.461 kasus berhasil sembuh per Rabu 1 April 2020. Kasus terbanyak terjadi di negara bagian New York (75.795) dengan 1.550 pasien meninggal.
Lalu New Jersey (18.696), dan California (8.254). Angka pasien meninggal masing-masing 267 dan 174 jiwa.
Sumber: CNBCIndonesia