Ribuan Perawat dan Dokter di Zimbabwe Mogok Kerja karena Keterbatasan APD Hadapi Corona

27 Maret 2020
tenaga Kesehatan pasang APD /Kumparan

tenaga Kesehatan pasang APD /Kumparan

RIAU1.COM -Ribuan perawat dan Sejumlah dokter di RS Umum Zimbabwe ikut mogok kerja, yang menuntut pemerintah untuk menyediakan alat pelindung diri (APD). Seragam ini dibutuhkan untuk menangani pasien COVID-19. Dilansir AFP, Kamis (27/3), asosiasi dokter dan perawat mengeluhkan kurangnya APD dan air bersih untuk menghadapi virus corona.  

Bendahara Asosiasi Dokter Rumah Sakit Zimbabwe (ZHDA), Tapiwa Mungofa, mengatakan sebagian besar dokter di rumah sakit pemerintah di negara itu memilih tidak bekerja. Selama beberapa tahun terakhir, Zimbabwe mengalami krisis layanan kesehatan.  "Kami telah menyerukan keselamatan, untuk itu sekarang kami menarik layanan kami sementara," kata Mungofa. 
 

Sebelumnya, sekitar 15.000 perawat rumah sakit mogok kerja dan 'menutup' Rumah Sakit Pusat Harare, salah satu rumah sakit rujukan utama negara untuk orang tidak mampu dan kelas pekerja. "Para perawat memutuskan untuk pergi dan tetap aman di rumah," kata Mungofa. 
Mungofa mengatakan, para dokter akan melanjutkan tugas jika keselamatan mereka telah terjamin.  

"Kami siap melayani penduduk Zimbabwe, kami siap untuk melawan virus corona ini," ungkapnya.  Para perawat menilai pemerintah tak memperhatikan keselamatan dan keamanan para tenaga kesehatan. Mereka mengaku, layanan kesehatan belum pernah mendapat sosialisasi soal corona.   

"Sementara kami tidak ada yang tahu kapan penyakit ini datang, pemerintah telah sangat lambat dalam mensosialisasikan kami tentang hal itu," ungkap Dongo.   
Menteri Komunikasi Zimbabwe, Monica Mutsvangwa, mengatakan pemerintah akan menerima 20.000 alat tes diagnostik laboratorium; 100.000 masker, dan 1.000 baju hazmat serta face shield. Ini merupakan bagian dari sumbangan pengusaha Jack Ma melalui Yayasan Jack Ma dan sumbangan Yayasan Alibaba untuk Afrika. 

Sejauh ini, Zimbabwe telah mencatat tiga kasus virus corona, 1 di antaranya meninggal dunia. Zimbabwe telah menutup perbatasan, menutup sejumlah tempat publik dan mengurangi kerumunan.