Presiden AS Donald Trump. Foto: Reuters.
RIAU1.COM -Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada Jumat, 7 Februari 2020, memecat dua saksi mata yang memberikan kesaksian dalam investigasi permohonan pemakzulan Trump. Dua orang yang dipecat itu adalah Letkol Alexander Vindman dari Angkatan Darat Amerika Serikat dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Uni Eropa Gordon Sondland.
“Vindman diminta untuk meninggalkan jabatan hanya karena dia mengatakan kebenaran,” kata David Pressman, pengacara Vindman dikutip dari Tempo.co, Sabtu (8/2/2020).
Pemecatan dilakukan dua hari setelah Presiden Trump dibebaskan oleh Partai Republik yang mengendalikan Senat dari upaya pemakzulan oleh Partai Demokrat. Trump diduga telah menekan Ukraina agar melakukan penyelidikan pada seorang lawan politiknya.
Dalam pemecatan ini, Vindman tampak dikawal keluar dari Gedung Putih. Saudara kembar Vindman, Yevgeny, yang berprofesi sebagai pengacara di Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, juga tampak di kawal keluar Gedung Putin.
Tak berapa lama setelahnya, Sondland mengatakan dia sudah dipecat dari posisinya sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Uni Eropa. Sondland dan Vindman sama-sama bersaksi dalam investigasi permohonan pemakzulan Trump 2019 lalu di tingkat DRP. Lembaga DPR Amerika Serikat saat ini dikendalikan oleh Partai Demokrat.
Kendati sudah dibebaskan dari upaya pemakzulan, Trump mengaku masih kecewa dengan politikus Partai Demokrat dan aparat pemerintah yang terlibat dalam investigasi pemakzulannya. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat menolak berkomentar soal ini.
“Saya tidak Bahagia dengan dia (Vindman). Menurut Anda, saya seharusnya puas dengannya?,” kata Trump menyinggung soal Vindman, Jumat, 7 Februari 2020.
Vindman diketahui bersaksi pada November 2019 lalu dengan mengatakan sulit baginya mempercayai apa yang telah dia dengar ketika mendengar pembicaraan telepon pada 25 Juli 2019 antara Presiden Trump dan Presiden Ukraina Volodimir Zelenskiy. Sedangkan Sondland, yang berasal dari Partai Republik, dalam kesaksiannya mengatakan dia telah mengikuti perintah Presiden Trump harus menekan pejabat Ukraina agar melakukan investigasi sesuai keinginan Presiden.
“Saya berterima kasih kepada Presiden Trump yang telah memberikan saya kesempatan untuk mengabdi,” kata Sondland.
Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat belum mau berkomentar atas pemecatan Sondland, yang bersaksi di investigasi pemakzulan Trump. Sedangkan anggota Senat Partai Demokrat Dianne Feinstein, mengatakan pemecatan ini jelas sebuah kasus pembalasan.