Mantan Intelijen Israel: Virus Corona Merupakan Senjata Biologis China

28 Januari 2020
Petugas sedang memeriksa korban virus corona di China.

Petugas sedang memeriksa korban virus corona di China.

RIAU1.COM - Ada bocoran terbaru yang mengungkap bahwa virus corona di China adalah sebagai senjata biologis. 

Virus corona yang berasal dari  Wuhan China, menjadi salah satu sumber kekhawatiran terbesar dunia dalam sebulan terakhir.

 

Sejak menyebar di Desember 2019, per Selasa (28/1/2020), virus ini telah menewaskan sebanyak 106 orang di China dan menginfeksi 4.000 orang lebih di seluruh dunia, seperti dilansir CNBC Indonesia, Selasa. 

Virus yang mirip Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) ini bahkan telah menyebar hingga Hong Kong dan Makau.
 

Sebanyak 16 negara mengonfirmasi suspect penderita . Yakni Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Thailand, Australia, Nepal, Vietnam, Malaysia, Kanada, Kamboja, Sri Lanka, dan terbaru adalah Jerman.


Pesatnya penyebaran coronavirus dan parahnya dampak yang dibawanya tentu mengkhawatirkan.

Apalagi sampai saat ini belum diketahui secara pasti sumber dari virus ini.

Hal ini membuatnya sulit untuk ditangani.

Pemerintah China sempat menduga virus berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar Makanan Laut Huanan (Huanan Seafood Market).

Namun, ahli perang biologis (biowarfare) Israel, Dany Shoham, menyangsikan komentar China itu.

Shoham yang seorang mantan perwira intelijen Israel malah mengklaim virus corona berasal dari dua laboratorium yang terhubung dengan program "bio-warfare " di Wuhan.

Ia menuding corona sebenarnya "senjata biologis" China. Senjata ini untuk menghadapi AS yang alot dalam perang dagang sebelumnya. Namun diduga keduluan bocor di lab Wuhan China. 

"Laboratorium tertentu di lembaga ini mungkin terlibat, dalam hal penelitian dan pengembangan (corona), ini (senjata biologis) China," kata Shoham kepada The Washington Times, Jumat (24/1/2020).

Shoham mengatakan penelitian pada senjata biologis merupakan bagian dari penelitian sipil-militer.

Ia bersifat sangat rahasia yang dilakukan negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu.

Namun begitu, China disebutnya selalu membantah memiliki senjata biologis.



Sementara itu, Engnews24h melaporkan, banyak warga China yang berpendapat bahwa virus corona justru merupakan senjata dari Amerika Serikat (AS) untuk melumpuhkan China, setelah kalah dalam perang dagang.

Perlu diketahui, AS-China telah terlibat perang dagang sejak awal 2018 lalu. Perang dagang (trade war) kedua ekonomi terbesar di dunia "meletus" setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif impor.

Ini merupakan sanksi atas China, yang dituding telah melakukan praktik dagang yang tidak adil dan merugikan ekonomi AS.

?Selama dua tahun, kedua negara saling serang menerapkan tarif senilai hingga ratusan miliar dolar AS.

Namun Januari ini, AS dan China telah menandatangani kesepakatan dagang Fase I yang diharapkan bisa menjadi solusi perdagangan.

Sementara itu, dugaan bahwa corona adalah "biowarfare" juga disebut seorang pengamat bernama Larry Romanoff.

Namun begitu, Pensiunan konsultan manajemen dan profesor di Universitas Fudan Shanghai itu menegaskan tidak bisa memastikan secara langsung.

"Pejabat China menyatakan bahwa virus itu tampaknya berasal dari pasar makanan laut di Wuhan, meskipun asal sebenarnya belum ditentukan atau dinyatakan secara resmi oleh pihak berwenang," katanya.

"Dan mungkin masih menjadi pertanyaan terbuka karena virus semacam ini jarang bisa melompati rintangan spesies tanpa bantuan manusia."

"Meskipun tidak ada bukti biowarfare, wabah virus di kota Wuhan yang muncul sebelum masa migrasi Tahun Baru Imlek terjadi, berpotensi menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang dramatis."

 

Menurut Britannica, "biological warfare" adalah perang menggunakan senjata biologis seperti bakteri, virus, jamur, racun, atau agen biologis lainnya.

Ini dapat digunakan sebagai senjata melawan manusia, hewan, atau tanaman.

R1 Hee.