China Isolasi 13 Kota Berpenduduk 41 Juta Jiwa karena Virus Corona

China Isolasi 13 Kota Berpenduduk 41 Juta Jiwa karena Virus Corona

25 Januari 2020
Polisi paramiliter berjaga di pintu masuk Kereta Api di Hubei, China.

Polisi paramiliter berjaga di pintu masuk Kereta Api di Hubei, China.

RIAU1.COM - Gawat. Penduduk China sedang waspada. Pemerintah China  telah menutup akses dari dan ke 13 kota yang dihuni sekitar 41 juta orang secara total pada Jumat (24/1/2020).
?
Upaya 'karantina besar-besaran' itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus baru yang dinamakan Corona  atau Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV).
 

 

 

Sebelumnya, pemerintah China melaporkan bahwa per Jumat penyakit yang berasal dari wilayah Wuhan ini telah menjangkiti 830 warga dan menewaskan 26 orang sejak pertama ditemukan pada Desember lalu.
?
Virus ini sendiri telah menjadi viral di seluruh dunia karena mirip dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan ratusan orang di seluruh daratan China dan Hong Kong pada 2002-2003.?

Beberapa wilayah yang dilaporkan sudah ditutup aksesnya dari dunia luar yaitu Beijing, Disneyland Shanghai dan sebagian wilayah Tembok Besar, sebagaimana dilaporkan AFP.

Berbagai perayaan Tahun Baru Imlek juga telah dibatalkan di wilayah-wilayah itu.

Sebelumnya pada Kamis, pemerintah China telah memutuskan untuk menutup Wuhan, salah satu kota dengan penduduk terpadat dan tempat asal dari virus corona.

Semua jenis transportasi dari dan ke kota berpenduduk 11 juta orang itu ditangguhkan.

Menurut laporan, virus yang diduga berasal dari hewan buas itu juga telah menyebar ke luar China. Di antaranya ke wilayah Jepang, Hong Kong, Korea Selatan, Macau, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam dan Amerika Serikat (AS), seperti dilansir CNBC Indonesia, Sabtu, 25 Januari 2020.

Meski mengkhawatirkan, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah mengumumkan bahwa kasus virus corona belum bisa ditentukan sebagai "keadaan darurat global".

Dalam rapat khusus di Jenewa, Swiss pada Kamis, Ketua Panel Komite Keadaan Darurat WHO, Didier Houssin mengatakan masih terlalu dini untuk mengkategorikan wabah itu sebagai "keadaan darurat global".

 

Lembaga itu hanya menetapkan wabah corona sebagai "keadaan darurat di China".

"Terlalu cepat," kata Houssin, sebagaimana dikutip dari Reuters.

R1 Hee.