Para Muslim Bersiap Untuk Meninggalkan Inggris Setelah Boris Johnson Memenangkan Pemilihan

Para Muslim Bersiap Untuk Meninggalkan Inggris Setelah Boris Johnson Memenangkan Pemilihan

16 Desember 2019
Manzoor Ali

Manzoor Ali

RIAU1.COM - Para Muslim Inggris telah mulai meninggalkan Inggris karena kekhawatiran akan 'keselamatan pribadi' mereka setelah Boris Johnson terpilih menjadi Perdana Menteri untuk lima tahun kedepan.

Manzoor Ali, Kepala badan amal Muslim, yang menyediakan makanan untuk orang-orang miskin di Manchester, mengatakan ia takut akan 'masa depan anak-anaknya'.

Manzoor Ali mengatakan: "Saya takut akan keselamatan pribadi saya, saya khawatir tentang masa depan anak-anak saya."

Hal tersebut terjadi setelah perdana menteri dituduh "Islamofobia dan rasisme" menyusul sejumlah komentar kontroversial yang ia buat di masa lalu, termasuk komentar dalam sebuah artikel di majalah Spectator pada tahun 2005,  di mana ia mengklaim adalah wajar bagi publik untuk takut pada umat Islam.

Johnson juga menerima banyak kritikan karena membandingkan wanita Muslim dengan dalam kolom untuk Telegraph tahun lalu.

Perdana menteri bersikeras bahwa komentarnya diambil di luar konteks dan dia membela hak wanita Muslim untuk mengenakan apa yang mereka suka. Selama kampanye pemilihan ia juga meminta maaf untuk Islamophobia di partai Konservatif.

Manzoor Ali, yang menjalankan amal Barakah Food Aid di Greater Manchester, mengatakan bahwa keluarganya akan pindah ke tempat yang akan aman dan terjamin bagi mereka.

Ali menuduh perdana menteri "Islamofobia dan rasisme" karena ucapannya di masa lalu dan "kegagalan untuk membasmi Islamophobia di partainya". Dia menambahkan bahwa Inggris adalah rumahnya dan dia tidak tahu harus pergi ke mana lagi, tetapi keluarganya sepakat bahwa mereka harus pindah untuk memastikan keselamatan mereka.

 

Ayah tiga anak itu mengatakan bila Selandia Baru adalah tempat yang cocok, mengingat cara yang manusiawi dan penuh kasih saat perdana menteri negara tersebut , Jacinda Ardern menangani kasus penembakan di masjid Christchurch di mana 51 orang terbunuh oleh seorang teroris sayap kanan.


 

 

R1/DEVI