Seorang Pejabat China Diduga Provokasi Kelompok Triad untuk Menyerang Pengunjuk Rasa Anti-Pemerintah

Laki-laki berkemeja putih dan topeng wajah menyerang demonstran dan wartawan anti-ekstradisi di stasiun kereta api di Hong Kong, Cina, Minggu (21/7/2019). Foto: Courtesy of Stand News/Social Media via Reuters.
RIAU1.COM -Seorang pejabat perwakilan Cina di Hong Kong diduga telah meminta warga untuk mengusir pengunjuk rasa anti-pemerintah.
Ini terjadi sepekan sebelum penyerangan kelompok preman triad di distrik Yuen Long, yang melukai 45 orang warga di stasiun MRT.
Dilansir dari Tempo.co, Direktur Kantor Penghubung Pemerintah Pusat, Li Jiyi, meminta ini dilakukan dalam sebuah pertemuan dengan ratusan warga desa di kawasan New Territories, Hong Kong.
“Kita tidak akan izinkan mereka datang ke Yuen Long untuk menimbulkan masalah,” kata Li Jiyi seperti terlihat dalam rekaman video yang diperoleh Reuters dan dilansir Channel News Asia pada Jumat (26/7/2019).
Li Jiyi melanjutkan,”Meskipun ada sekelompok pengunjuk rasa terlatih melempar batu dan tiang besi, kita punya penduduk Yuen Long yang gigih dan berani untuk menjaga perdamaian sosial dan melindungi rumah kita.”
Li Jiyi berbicara dengan warga tentang aksi protes legislasi ekstradisi, yang telah membuat Hong Kong jatuh ke dalam krisis politik paling parah sejak kembali ke Cina dari Inggris pada 1997.
Li juga bicara bicara soal harmoni dan persatuan antara penduduk desa tradisional dan pemerintah terutama saat ada ‘hujan’ dan ‘angin’ di Hong Kong.
Acara pertemuan besar ini dihadiri oleh pejabat distrik Yuen Long dari Hong Kong dan sejumlah tokoh masyarakat desa.
Ditanya soal ini, pejabat distrik Yuen Long enggan berkomentar. “Pejabat distrik akan menyampaikan pertanyaan dari publik ke departemen lain yang terkait,” kata seorang pejabat distrik Yuen Long.
Kantor perwakilan Cina di Hong Kong belum menanggapi soal video ini.
Pada Minggu pekan lalu, sekelompok pengunjuk rasa anti-pemerintah mengepung kantor perwakilan Cina di Hong Kong. Mereka melempari kantor itu dengan berbagai benda keras termasuk telur.
Pada saat yang sama, sekelompok preman berkaos putih dan mengenakan masker menyerang warga, jurnalis, anggota parlemen dan penumpang MRT dengan batang besi, dan tiang lampu.
Politikus veteran Johnny Mak dari Democratic Alliance di distrik Yuen Long, sempat menyaksikan serangan brutal di stasiun MRT. Dia menyebut pidato Li Jiyi sebagai ajakan terbuka untuk melawan pengunjuk rasa.
“Jika dia tidak mengatakan ini, maka tindak kekerasan tidak akan terjadi dan kelompok preman triad tidak akan memukuli warga,” kata Johnny di kantornya, yang berdekatan dengan stasiun MRT Yuen Long, Hong Kong.