Ricuh, Paripurna AKD DPRD Inhu Diwarnai Pukul Meja dan Nyaris Adu Jotos

18 Mei 2022
Paripurna AKD DPRD Inhu Diwarnai Pukul Meja dan Nyaris Adu Jotos

Paripurna AKD DPRD Inhu Diwarnai Pukul Meja dan Nyaris Adu Jotos

RIAU1.COM -Rapat Paripurna Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Inhu masa jabatan 2019 - 2024 diwarnai adu mulut dan bahkan nyaris adu jotos. Rapat tentang pengumuman penyusunan keanggotaan AKD itu digelar diruang Rapat Paripurna DPRD Inhu, Rabu (18/5).

Hasil pantauan didalam ruang rapat, salah satu anggota dewan, Suharto menyampaikan kepada pimpinan rapat, bahwa dirinya tidak terima atas ucapan yang disampaikan oleh anggota dewan lainnya, Taufik Hendri saat interupsi. Diduga hal itu menjadi penyebab kekisruhan dalam rapat tersebut.

Kedua anggota dewan beda partai itu sempat adu mulut hingga sempat akan saling serang (maju). Melihat itu anggota dewan lainnya mencoba melerainya.

Namun, sempat terdengar suara keras, seperti suara meja dipukul. Meski tidak diketahui secara pasti siapa yang memukulnya.
Rapat Paripurna AKD DPRD Inhu dibuka Ketua DPRD Inhu Elda Suhanura didampingi Wakil Ketua I DPRD Inhu Masyrullah dan Wakil Ketua II DPRD Inhu Suwardi Ritonga.

Rapat berlangsung selama 15 menit, dimulai pukul 15.00 WIB dan berakhir hingga pukul 15.15 WIB. Setelah rapat secara resmi dibuka ada interupsi dari Suharyanto, Ketua Fraksi Gabungan Demokrat Karya Nurani Persatuan. Dikatakannya, bahwa dirinya telah menerima surat dari DPC PPP dan DPD Nasdem.

Isi surat dari DPC PPP disampaikan kalau partai tersebut keluar dari Fraksi Gabungan Demokrat Karya Nurani Persatuan.
Sedangkan isi surat dari DPD Nasdem menyatakan akan bergabung dengan Fraksi Gabungan Demokrat Karya Nurani Persatuan.
"Untuk itu, sebaiknya rapat paripurna ini ditunda. Karena pergeseran atas usulan partai," kata dia.

Tidak selang lama, interupsi disampaikan Ketua Fraksi Amanat Nasional Demokrat Persatuan Indonesia Taufik Hendri. Dalam interupsinya Taufik kesal dengan cara penyampaian surat oleh partai   yang keluar dari fraksi yang dia pimpin.

Dirinya menilai bahwa penyampaian surat tersebut tidak beretika dan tidak ada sopan santunnya.
"Kalau keluar dari fraksi ya silahkan saja karena itu hak masing-masing partai. Tapi caranya tidak beretika dan tidak ada sopan santun," kata Hendri dengan nada kesal.

Mendengar itu, Suharto langsung interupsi dan menyatakan tidak terima apa yang disampaikan Taufik Hendri. 
Suharto beralasan kalau yang disampaikan Taufik Hendri itu tidak layak disampaikan didalam rapat paripurna.

"Saya punya hak bicara. Apa yang disampaikan Taufik Hendri sangat tidak layak. Karena bahasa yang disampaikannya bukan bahasa dewan," ujar Suharto.
Kemudian pimpinan rapat, Elda Suhanura menutup rapat paripurna. Akan tetapi beberapa saat kemudian terjadi kericuhan.

Yang mana, antara Taufik Hendri dan Suharto nyaris adu jotos. Keduanya saling kejar (maju) dan adu mulut tapi dapat dilerai oleh anggota dewan lainnya.

"Apa maksud abang. Saya tidak menyinggung abang dan partai abang," kata Taufik kepada Suharto.

Mendengar itu sontak Suharto emosi dan menantang Taufik Hendri untuk berkelahi.
Elda Suhanura menanggapinya dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan dinamika. Bahkan hal itu untuk kebaikan tatanan dan susunan AKD di DPRD Inhu.
"Ini semua untuk kebaikan kita semua. Jika hal ini belum tuntas dan apabila saya diminta memediasi, saya siap. Karena hal ini sudah ranah partai," kata Elda.