Proyek Pecing Jalan Lintas Rengat - Pematangreba Inhu Meresahkan Pengguna Jalan, Debu dan Kerikil Berserakan
Proyek Pecing Jalan Lintas Rengat - Pematangreba Inhu Meresahkan Pengguna Jalan, Debu dan Kerikil Berserakan
RIAU1.COM -Proyek pemeliharaan Jalan Lintas Rengat - Pematangreba yang pekerjaannya terkesan asal-asalan itu membuat warga khususnya pedagang makanan dan minuman resah bercampur kesal.
Pasalnya, pekerjaan pecing atau tambal sulam itu menimbulkan debu tebal dan kerikil sebesar ujung ibu jari itu berserakan ditengah jalan.
Debu yang setiap saat berterbangan jika kenderaan bermotor (mobil) pribadi atau truck tronton pengangkut batu bara, truck angkutan barang dan sejenisnya dan atau truck pengangkut buah kelapa sawit maupun truck tangki CPO yang setiap saat melintas, siang dan malam, maka meninggalkan debu tebal berterbangan.
Sementara batu kerikil yang berserakan ditengah jalan sangat membahayakan pengguna jalan khususnya sepeda motor. Jika tidak hati-hati akan mengalami kecelakaan, setelah tergelincir diatas batu yang berserakan tersebut.
Buyung (45) salah satu pemilik rumah makan yang berlokasi dipinggir jalan di Kelurahan Pematangreba kepada media ini, Senin (25/4) mengatakan, sejak aspal jalan di keruk (pecing) debu yang berterbangan dari jalan itu membuat kotor rumah makannya.
"Para pelanggan resah dan sering mengeluh karena debunya tebal dan membuat sesak nafas dan mengganggun kesehatan. Setiap saat kami membersihkan debu yang mengotori rumah makan kami. Lihatlah ini kotor semua," kata Buyung.
Buyung mengeluhkan atas sikap ketidakpedulian kontraktor dan juga pemerintah selaku pihak pengawas proyek.
"Apa harus menunggu jatuh korban. Atau warga yang berdomisili ditepi jalan ini jadi marah. Banyak pedagang makanan dan minuman seperti toko dan kios-kios maupun pedagang kaki lima, yang terima imbasnya dari proyek ini. Apa mereka tidak melihat itu atau pura-pura tidak tahu," pungkasnya.
Sementara itu, Merry (23) karyawan toko ponsel yang tokonya berjarak sekitar lima meter mengaku sejak pekerjaan perbaikan jalan, toko mereka jadi kotor akibat debu.
"Kami harus kerja ekstra membersihkan toko kami ini. Coba abang lihat lantai kami ini kotor kali. Belum lagi steling kaca tempat barang dagangan tebal kali debunya. Ya kami harus bersihkan terus setiap satu atau dua jam sejali. Sebelumnya gak sekotor ini loh bang," kata Merry mengeluh dan kesal.
Untuk diketahui, proyek pemeliharaan Jalan Lintas Rengat - Pematangreba mulai dari Simpang Bundaran Tugu Ikan Patin Pematangreba hingga menuju ke Kota Rengat mulai dikerjakan bulan Maret 2022 lalu itu pekerjaannya terkesan asal jadi.
Bekas pecing (kerukan) aspal sedalam 10 - 20 centimeter itu ada dibeberapa tempat kembali berlubang. Timbunan Base A (kerikil) berserakan ditengah jalan.
Jika terkena hujn dan dilalui kenderaan berat yang setiap saat melintas makan bekas kerukan (pecing) kembali berlobang. Selain batu sebesar ujung ibu jari itu berserakan, debu kerap berterbangan membuat sangat mengganggu pengguna jalan khususnya roda dua dan pejalan kaki.
Proyek siluman itu, tanpa memasang papan (plang) informasi pekerjaan, berapa nilai dan volume pekerjaan dan perusahaan mana yang menerima kontrak kerja, jika diperhatikan timbunan Base A banyak lobang bekas galian dan kerikil berserakan.
Hingga berita ini dimuat masih belum bisa diperoleh informasi berapa besaran nilai kontrak kerja dan siapa pihak yang mengerjakanya.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Inhu Suheri ketika dikonfirmasi via pesan singkat WhatsApp (WA) belum lama ini mengaku tidak tahu siapa yang mengerjakan proyek tersebut.
"Tak tau aku siapo yang kerja. Kalau masih dalam pelaksanaan pekerjaan pasti lalulintas akan terganggu. Mohon aja bagi pengguna jalan untuk berhati-hati," kata Suheri.