Operasi Patuh Lancang Kuning 2020 Berakhir, Berikut Jumlah Pengendara yang Ditindak

Operasi Patuh Lancang Kuning 2020 Berakhir, Berikut Jumlah Pengendara yang Ditindak

6 Agustus 2020
Personel Satlantas Polres Inhu menindak salah satu pengendata sepeda motor.

Personel Satlantas Polres Inhu menindak salah satu pengendata sepeda motor.

RIAU1.COM - Sesuai jadwal yang telah ditentukan, Operasi Patuh Lancang Kuning 2020 Polri telah dilaksanakan selama 14 hari, mulai dari tanggal 23 Juli 2020 sampai dengan 5 Agustus 2020 secara serentak diseluruh wilayah Indonesia termasuk diwilayah hukum Polres Inhu.

Kapolres Inhu, AKBP Efrizal S.IK melalui PS Paur Humas Polres Inhu, Aipda Misran ketika ditemui diruang kerjanya, Kamis 6 Agustus 2020 mengatakan, berdasarkan data dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Inhu, jumlah pengendara kendaraan bermotor yang ditindak selama Operasi Patuh Lancang Kuning 2020 jauh menurun dibanding angka pelanggaran dalam operasi yang sama pada tahun 2019 lalu.

Berikut data lengkapnya, jumlah pelanggaran aturan lalu lintas yang ditilang sebanyak 294 pelanggar, kemudian pengendara yang ditegur sebanyak 505. Dengan demikian, total pengendara yang ditilang dan ditegur sebanyak 799.

Selanjutnya, jenis pelanggaran yang  banyak terjaring saat operasi untuk pengendara sepeda motor adalah tidak mengenakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 146 pelanggaran.

Sedangkan jenis pelanggaran yang dominan dilakukan oleh pengemudi mobil, baik roda empat atau lebih adalah tidak memakai safety bell atau sabuk keselamatan, yakni sebanyak 14 pelanggaran.

Kemudian, usia pengendara yang ditilang saat operasi ini lebih banyak dilakukan oleh anak-anak usia 0-15 tahun yakni sebanyak 94 orang.

Selama operasi Patuh Lancang Kuning ini hanya sekali terjadi kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia sebanyak 1 orang.

"Sejak awal hingga operasi selesai, masih banyak dijumpai masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan, untuk itu kita senantiasa menghimbau agar masyarakat selalu mematuhi prokoler kesehatan, mengingat jumlah penderita Covid-19 masih tinggi," ucap Misran.