Penanganan malaria di Inhil
RIAU1.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indragiri Hilir (Inhil) menggelar program sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan penanganan kasus malaria.
Program ini merupakan kerjasama antara Dinas Kesehatan, Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, mengungkapkan bahwa meskipun telah dilakukan berbagai langkah penanganan, tantangan utama yang dihadapi adalah minimnya informasi yang diterima masyarakat.
“Tim kami sudah melaksanakan banyak kegiatan di lapangan setiap hari. Namun, kami menyadari pentingnya untuk lebih menginformasikan masyarakat tentang apa yang kami lakukan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi,”kata dia.
Sebagai solusi, sebut dia, Dinas Kesehatan akan meminta setiap tim yang bekerja di lapangan untuk mengirimkan laporan harian tentang aktivitas yang dilakukan. Laporan ini kemudian akan diproses oleh Dinas Komunikasi Informatika untuk disebarluaskan melalui berbagai media, terutama radio, yang dianggap lebih efektif dalam menjangkau masyarakat pedesaan.
“Radio merupakan media yang tepat untuk menjangkau masyarakat, dan kami akan memanfaatkan saluran ini untuk menyebarkan informasi penting terkait penanganan malaria,” sebut Rahmi.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik, Dr. Trio Beni Putra, juga menekankan pentingnya data yang akurat untuk mendukung pemberitaan yang jelas.
“Kami perlu memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada masyarakat tidak hanya tepat, tetapi juga mudah dipahami. Misalnya, saat melaporkan jumlah pengambilan sampel, penting untuk menyertakan detail lokasi dan pihak yang terlibat,”tutur dia.
Sementara itu, R. Alisyah, Kepala BPBD Indragiri Hilir, menegaskan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan efektivitas penanganan malaria.
“Sinergi antar lembaga sangat penting. Kami ingin mendorong masyarakat untuk aktif dalam upaya pencegahan malaria melalui edukasi yang jelas dan terarah,” ujarnya.*