Ngaku Bisa Mengobati Sakit, Kepala Padepokan di Desa Keritang Inhil Malah Setubuhi Muridnya

Pelaku Dengan Tangan di Borgol saat di Polres Inhil
RIAU1.COM - Mengaku bisa mengobati sakit melalui ritual, seorang kepala padepokan di Desa Keritang Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir malah nekat menyetubuhi muridnya.
Hal tersebut diungkapkan Kapolres Inhil
AKBP Farouk Oktora SH Sik saat melakukan konferensi pers di Aula Rekonfu Polres Inhil pada, Kamis 27 Februari 2025 terkait tindak pidana menyetubuhi wanita dalam keadaan tidak berdaya atau pingsan.
Didampingi Kasat Reskrim Polres Inhil AKP Budi Winarko ST MH, Kapolres menjelaskan bahwa aksi pelaku diketahui setelah korban dan orang tuanya melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian.
Dipaparkan Kapolres Inhil, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat 7 Februari 2025 sekira pukul 15.00 wib di ruang kelas salah satu sekolah di Desa Keritang.
Korban diketahui berinisial Inisial AJ (21) warga setempat sementara pelaku yaitu inisial MJ (49) yang selama ini berprofesi sebagai kepala sebuah Padepokan di Desa Keritang.
Sebelum disetubuhi oleh pelaku, awalnya korban memang pernah menjadi murid di padepokan tersebut selama 5 tahun dari tahun 2019 sampai 2024 untuk belajar ilmu agama.
Kemudian, sekitar bulan Agustus 2024 korban juga pernah diantar oleh orang tuanya berobat ke Padepokan milik Pelaku dan korban tinggal di padepokan selama 3 hari.
Setelah korban keluar dari padepokan, pelaku malah sering menghubungi korban dan juga mengirimkan video seks melalui chat WhatsApp bahkan dengan bejatnya meminta korban mempraktekkan apa yang ada di video yang dikirimnya serta mengajak korban menikah secara siri.
"Pelaku menghubungi korban mengajak bertemu dan saat itu pelaku mengetahui korban sedang sendirian diruang kelas. Secara tiba-tiba pelaku langsung mencium bibir korban dan saat itu korban langsung pingsan," ungkap AKBP Farouk Oktora.
Dilanjutkan AKBP Farouk, saat situasi korban dalam keadaan pingsan tidak sadar tersebut, pelaku langsung menyetubuhi korban dan meninggalkan korban yang masih dalam keadaan pingsan.
"Korban selama ini memiliki riwayat sering mengalami keadaan mendadak pingsan yang disebabkan kondisi fisik yang lemah dan rasa takut yang berlebihan. Itu sudah dibuktikan dengan hasil catatan pengecekan psikologisnya," tambah Farouk dan dibenarkan Kasat Reskrim Polres Inhil.
Aksi bejad pelaku akhirnya terbongkar setelah korban secara diam-diam merekam video dengan handphonenya sehingga menjadi bukti pihak kepolisian dalam melakukan tindakan.
"Pihak Satuan Reskrim Polres Inhil langsung melakukan penyelidikan dimana keberadaan pelaku yang ketika didatangi kerumahnya sudah tidak ada. Ternyata pelaku melarikan diri ketika mengetahui korban dan orang tuanya melaporkan peristiwa tersebut ke polisi," tambah Kapolres Inhil.
Dari hasil penyelidikan diketahui pelaku MJ sudah melarikan diri dan berada di daerah Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur sehingga tim unit PPA Sat Reskrim Polres Inhil melakukan pengejaran dan melakukan penangkapan terhadap pelaku pada Minggu 23 Februari 2025 untuk selanjutnya dibawa ke Polres Inhil guna di proses lebih lanjut.
"Pelaku mengaku baru sekali melakukan aksi ini, modusnya bisa mengobati berbagai penyakit lewat metode pengobatan alternatif dan memanfaatkan keadaan fisik korban yang lemah untuk menyetubuhinya," kata Kapolres Inhil.
Akibat perbuatannya, pelaku dikenakan Pasal 286 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 9 tahun.