Kukerta di Desa Semambu Kuning Inhil, Mahasiswa UNRI Kenalkan Pertanian Akuaponik

Kukerta di Desa Semambu Kuning Inhil, Mahasiswa UNRI Kenalkan Pertanian Akuaponik

25 Agustus 2024
Mahasiswa UNRI membuat pertanian akuaponik dalam Kukerta di Desa Semambu Kuning, Kecamatan Gaung, Kabupaten Inhil, pada 2-8 Agustus 2024. Foto: Istimewa.

Mahasiswa UNRI membuat pertanian akuaponik dalam Kukerta di Desa Semambu Kuning, Kecamatan Gaung, Kabupaten Inhil, pada 2-8 Agustus 2024. Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Mahasiswa Universitas Riau (UNRI) melakukan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) di Desa Semambu Kuning, Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) pada 8 Agustus 2024. Mereka mengenalkan konsep akuaponik kepada penduduk desa.

Kelompok Kukerta yang terlibat dalam sosialisasi pertanian akuaponik ini terdiri dari  Fachri Asyura Kasyfurrahman, Karenina Azzahra, Silvia Deani, Mauke Puan Hafizah, Norma Yunita, Hikmal Syahbani H, dan Annisa Sabilla. Dosen Pembimbing Lapangan yaitu Andri Sulistyani.

"Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan tujuan meningkatan pengetahuan penduduk desa terkait pengoptimalan penggunaan lahan sempit menjadi lahan pertanian dan perikanan dalam satu sistem. Akuaponik ini dapat memanfaatkan kembali barang bekas menjadi produk yang berdaya guna," kata Fachri Asyura Kasyfurrahman selaku ketua kelompok saat itu.

Mahasiswa UNRI ini memperkenalkan produk hasil pertanian organik yang lebih sehat dan berkualitas. Sistem akuaponik tidak menggunakan bahan kimia. Sehingga, hasil yang diperoleh aman untuk dikonsumsi.

Kelompok mahasiswa mengawali acara dengan pemaparan materi tentang penjelasan umum, komponen, dan cara kerja dari sistem akuaponik, jenis tanaman, serta ikan yang dapat digunakan. Sesi tanya jawab juga dilakukan dengan para warga desa.

"Akuaponik merupakan salah satu inovasi perpaduan antara sektor pertanian dan perikanan yang saling bersimbiotik pada lahan yang terbatas. Dalam konsepnya, terdapat hidroponik yakni metode pertanian modern yang menghasilkan tanaman tanpa menggunakan tanah dengan akuakultur yang merupakan budi daya ikan dan digabung dalam satu wadah secara bersamaan," jelas Fachri.

Pada sistem akuaponik, tanaman akan memperoleh nutrisi dari feses dan sisa makanan ikan yang mengendap di dasar kolam. Kemudian, tanaman berperan sebagai filtrasi vegetasi sehingga dihasilkan air dengan kualitas yang memenuhi standar untuk budi daya ikan. 

"Kami memilih ikan lele dan sayuran pakcoy untuk dibudidayakan secara bersamaan," sebut Fachri.

Pelaksanaan program kerja akuaponik dimulai pada 2-8 Agustus. Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan dan pengecatan botol air mineral bekas ukuran 1.500 mililiter.

Botol-botol bekas ini rakit. Botol-botol dirakit secara vertikal bertingkat, pemasangan terpal sebagai kolam ikan, pembuatan atap, dan  pemasangan pompa air bertekanan 2 meter.

Setelah proses perakitan selesai, benih tanaman ditanam di tiap wadah. Benih ikan lelel juga dimasukkan ke dalam kolam.

“Kami berharap inovasi akuaponik yang telah dikenalkan dapat menjadi inspirasi baru dalam pengembangan sektor pertanian dan perikanan. Kamk harap pertanian akuaponik bisa menjadi ide bisnis yang menguntungkan bagi warga," harap Fachri.

Acara sosialisasi mendapat tanggapan positif dari warga desa. Hal ini terlihat dari antusiasme warga dalam sesi tanya jawab mengenai pertanian akuaponik yang masih tergolong asing di Desa Semambu Kuning. Sosialisasi ini dihadiri oleh ibu ketua TP PKK Desa Semambu Kuning dan ibu-ibu perwakilan dasawisma, serta warga setempat.

“Dengan adanya inovasi akuaponik yang telah dibuat oleh mahasiswa UNRI ini, semoga menjadi ilmu yang dapat kami terapkan dalam pengembangan dan peningkatan kualitas dan kuantitas ekonomi. Kami dapat memanfaatkan lahan sempit untuk pertanian," kata Ketua TP PKK Desa Semambu Kuning Anita.