Ditemukan Tiga Kasus Stunting di Desa Pekan Kamis Inhil, Ini yang Dilakukan Mahasiswa Unri
Mahasiswa Kukerta Unri perkenalkan pengolahan ubi
RIAU1.COM - Dalam rangka mencegah kasus stunting di Desa Pekan Kamis, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau (Unri) melakukan program Inovasi makanan dengan memanfaatkan bahan pangan di Desa Pekan Kamis.
Program inovasi makanan dengan memanfaat bahan pangan yang dilakukan Mahasiswa KKN UNRI di Pekan Kamis berangkat dari adanya tiga kasus anak kekurangan gizi yang ditemukan pada 2022 di desa tersebut.
Dimana jika dibiarkan hal tersebut akan menjadi kasus stunting. Oleh itu, dalam Kukertanya, Mahasiswa KKN UNRI di Pekan Kamis ingin mendukung program cegah Stunting dengan melakukan inovasi makanan dari ubi.
Qiunar Febriyani salah seorang mahasiswi KKN UNRI mengatakan bahwa tujuan dari program membuat makanan tinggi akan gizi dengan memanfaatkan bahan pangan ini, tidak hanya membuat makanan tinggi akan gizi tetapi bertujuan meningkatkan kreativitas sehingga makanan tersebut dapat dijadikan UMKM yang tinggi akan gizi.
"Sasaran pada program ini adalah kelompok ibu PKK atau Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. Peran ibu-ibu PKK adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesejahteraan Indonesia," ungkapnya.
Dijelaskannya bahwa salah satu potensi sumber daya alam untuk mencegah stunting di Desa Pekan Kamis diantaranya adalah singkong. Sehigga pada program ini bahan baku yang dipakai adalah singkok. Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ada beberapa jenis singkong kandungan nutrisinya besar, yaitu mentega 2 dan carvita 25.
" Adapun inovasi makananan yang kita buat ini, mengandung empat nutrisi penting untuk mencegah stunting yakni beta karoten vitamin A, zat besi, protein, dan seng." jelas Qiunar.
Tidak hanya itu, ditambahkannya bahwa pengelolaan singkong menjadi makanan tinggi akan gizi adalah membuat singkong tersebut menjadi tepung singkong atau biasa disebut tepung mocaf yang dimana tepung singkong tersebut terbukti bebas gluten (gluten free) dan dianggap lebih sehat dibanding tepung terigu karena lebih rendah kalori, gula dan lemak.
"Inovasi makanan dengan memanfaatkan tepung singkong yang dibuat oleh kelompok ibu PKK desa Pekan Kamis yaitu donat dan bolu pandan. Dua makanan tersebut lebih sehat karena bebas dari kandungan gluten dan memiliki kandungan gula yang rendah serta tanpa kandungan garam, " tambahnya.
Maka dengan begitu inovasi makanan tersebut, menurut Qiunar dapat dijadikan salah satu variasi MPASI balita yang sehat dan bergizi untuk cegah stunting.
"Tidak hanya dapat membuat inovasi makanan yang sehat dan bergizi untuk cegah stunting, namun makanan tersebut dapat dijadikan UMKM yang sehat dan bergizi dengan memanfaatkan sumber daya alam desa Pekan Kamis yaitu singkong." terangnya lebih jauh.
Sementara, Kepala Desa Pekan Kamis Misman mengapresiasi kegiatan Inovasi makanan dengan pemanfaatan bahan pangan yang di lakukan para mahasiswa KKN tersebut, karna bisa bermanfaat buat peningkatan gizi dan ekonomi warganya.
“Program inovasi makanan seperti ini bisa bermanfaat menjadi UMKM desa dan semoga kedepannya kegiatan seperti ini dapat terus berjalan dengan menggunakan sumber daya alam lainnya.” pungkas Misman.*