Ini Dugaan Polisi Terkait Penemuan Jasad Pria Tua di Tembilahan

Ini Dugaan Polisi Terkait Penemuan Jasad Pria Tua di Tembilahan

12 Mei 2020
Proses evakuasi jasad oleh tim medis dan kepolisian.

Proses evakuasi jasad oleh tim medis dan kepolisian.

RIAU1.COM -Warga kota Tembilahan kabupaten Inhil, Riau, khususnya yang berada di Jalan Subrantas Kelurahan Tembilahan Hilir mendadak geger dengan penemuan sesosok mayat laki-laki di rumahnya, Senin 11 Mei 2020 sekitar pukul 19.30 WIB.

Mayat yang kondisinya sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap itu diketahui berinisial MW (65) seorang pedagang batu cincin dan selama ini tinggal dirumahnya seorang diri.

Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD Puri Husada Tembilahan oleh beberapa tenaga kesehatan menggunakan baju APD untuk selanjutnya dilakukan visum.

Menurut keterangan pihak kepolisian, jenazah korban pertama kali diketahui oleh saudara korban yang datang ke rumah korban untuk mengantarkan makanan.

Saksi yang memanggil korban tidak mendapat jawaban namun mencium bau tidak sedap yang cukup menyengat sehingga menghubungi saudaranya yang lain untuk mengecek keadaan didalam rumah.

Saat memeriksa ke arah dapur rumah, saksi menemukan korban dalam posisi tertelungkup dan sudah tidak bernyawa dengan keadaan mulut, telinga serta hidung mengeluarkan darah bahkan badan korban sudah mulai membusuk.

Saksi kemudian menghubungi pihak keluarga lainnya serta ketua RT dan tim medis Puskesmas Gajah Mada untuk dilakukan penanganan pertama terhadap jenazah korban. 

"Dari visum yang dilakukan hasilnya diketahui mayat sudah dalam keadaan membusuk sehingga pemeriksaan luar tidak dapat dilakukan," ungkap Kasubbag Humas Polres Inhil, AKP Warno Akman.

Dikatakan Warno, korban diperkirakan sudah meninggal sejak 1 atau 2 hari dan dari hasil wawancara terhadap keluarga korban diketahui jika korban mengalami sakit muntah-muntah namun telah melakukan pengobatan mandiri di rumahnya.

"Sebelumnya saksi sudah mencoba menghubungi korban melalui handphone namun tidak ada jawaban. Selama ini korban sering muntah-muntah namun hanya melakukan pengobatan mandiri dengan cara membeli obat di warung," tambah Kasubbag Humas.

Lebih lanjut, karena pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah sehingga korban langsung di kebumikan.