Sri Riski, Dokter Cantik PT SRL yang Cekatan Bantu Tim Pemadaman Karlahut di Pedalaman Inhil
dr Sri Rizki Malau tengah memberikan penanganan kesehatan kepada Danramil Tempuling usai meninjau Karlahut di Desa Kerta Jaya
RIAU1.COM - Pemadaman kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau terus dilakukan khususnya di area Desa Kerta Jaya, Kecamatan Kempas, Senin 5 Agustus 2019.
Untuk sampai ke lokasi titik kebakaran yang terbilang cukup jauh dan masuk dalam pedalaman Kabupaten Inhil tersebut, sangat memakan tenaga dan waktu.
Dari pantaua Riau1.com, untuk sampai ke lokasi kebakaran dari Kota Tembilahan harus menempuh jalur darat menggunakan sepeda motor atau mobil selama 2 jam perjalanan.
Belum sampai di situ, kita kembali harus menyeberangi sungai dengan menggunakan pompong dan kembali menempuh jalur darat selama 15 menit.
Setelah itu, barulah kembali memakai speedboat 40 PK dengan muatan 6 orang selama 30 menit untuk akhirnya bisa sampai ke titik kebakaran yang merupakan perbatasan antara konsesi lahan PT SRL dan Desa Kerta Jaya.
Ada kisah menarik saat Riau1.com sampai di lokasi, karena langsung bertemu dengan seorang dokter cantik di Posko milik tim PT SRL.
Namanya dr Sri Riski Malau yang merupakan tenaga medis tim PT SRL dari RS Ibnu Sina Pekanbaru dan merupakan lulusan Universitas AKBP Nomensen Medan. Ia ternyata sudah sepekan bertugas di posko karlahut dibantu seorang tenaga perawat.
"Saya sudah sepekan di sini, sebab petugas pemadam kebakaran di sini sangat perlu di cek kesehatannya setiap saat," ucap dr Sri Riski di sela-sela makan siang.
Dijelaskannya, di Posko Karlahut tersebut tersedia beberapa alat medis diantaranya tabung oksigen, alat cek kadar oksigen dan alat cek standar kesehatan lainnya. "Tabung oksigen sengaja kita sediakan jika saat pemeriksaan kesehatan ada pasien yang mengalami sesak nafas," jelasnya.
Menurut dr Sri Rizki, semenjak dirinya memeriksa tim pemadam kebakaran di Posko Karlahut tersebut, terdapat penurunan kadar oksigen di dalam tubuh yang apabila terus dibiarkan bisa berbahaya.
"Normalnya itu harus 95 persen kadar oksigen di tubuh. Di sini rata-rata kurang dari itu, kadar oksigen turun dan jika selama 2 hari tidak dilakukan roling maka bisa menyebabkan ISPA," ujarnya.
Ditambahkan dr Sri Rizki, adanya suka duka bertugas di pelosok merupakan hal yang wajar sebab kepentingan masyarakat harus tetap diutamakan. "Suka dukanya ya banyak asap, tapi kepentingan tim dan masyarakat disini tetap yang utama," ucapnya sambil tersenyum.