Sandiaga Sebut Aksi OPM Papua, Pertanda Pemerintahan Presiden Jokowi Tak Kuat Atasi Keamanan di Daerah Rawan Konflik

Sandiaga Sebut Aksi OPM Papua, Pertanda Pemerintahan Presiden Jokowi Tak Kuat Atasi Keamanan di Daerah Rawan Konflik

8 Desember 2018
 Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno bersama tokoh dan ulama di Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu.

Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno bersama tokoh dan ulama di Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu.

RIAU1.COM - Gerakan separatis OPM Papua sangat mengkhawatirkan.

Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menganggap aksi penembakan Gerakan Organisasi Papua Merdeka  yang menewaskan puluhan pekerja PT Istaka Karya di Jembatan Trans Papua, menandakan jika pemerintahan Presiden Joko Widodo tak becus menangani masalah keamanan terutama di daerah rawan konflik.

Sandiaga Salahuddin Uno juga menyebut aksi penembakan gerakan Separatis OPM di Papua yang menelan puluhan korban membuat pasangannya, Calon Presiden Prabowo Subianto menjadi gelisah.

 

"Ini selalu jadi pemikiran dan kekhawatiran Pak Prabowo. Saya sampaikan kalau kita tidak punya pemerintahan yang kuat," kata Sandiaga saat ditemui di Mall Metro Cipulir, Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Sabtu (8/12/2018), seperti dikutip Riau1.com dari suara.com.

Menurut Sandiaga, cara mengatasi adanya konflik berkepanjangan di Papua itu yakni dengan menumpas langsung dari akar permasalahannya yang terjadi di masyarakat.

Adanya aksi penembakan itu, Sandiaga mengaku akan terus berperang kepada kelompok yang nekat hendak memecah belah bangsa Indonesia.

"Dengan pola pemerintahan yang kuat, tegas dan mengirimkan pesan bahwa kita menolak segala bentuk kekerasan, kita akan perangi segala bentuk ancaman integrasi NKRI," pungkasnya.

 

Sebelumnya, aksi penembakan OPM terjadi ketika para pekerja PT. Istaka Karya sedang mengerjakan pembangunan proyek Trans Papua di Jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak di Kabupaten Nduga, Papua pada Minggu (2/12/2018).

Berdasarkan keterangan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, ada sebanyak 20 orang tewas akibat aksi penembakan yang dilakukan gerilyawan OPM. Puluhan korban tewas itu diantaranya adalah 19 pekerja PT. Istaka Karya dan satu prajurit TNI yang tewas ditembak OPM ketika menyerang pos TNI Mbua pada Senin (3/12/2018).

R1 /Hee