Polsek Bengkalis Gagalkan Aksi Tawuran 18 Pelajar SD

23 Mei 2018
Anggota Polsek Bengkalis memberi pengarahan kepada pelajar yang diamankan karena mau tawuran.

Anggota Polsek Bengkalis memberi pengarahan kepada pelajar yang diamankan karena mau tawuran.

Riau1.com - Anggota Bhabinkamtibmas Polsek Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau, dibantu ketua RT05 RW01 dan warga kelurahan Rimbas Sekampung, Kecamatan Bengkalis berhasil menggagalkan aksi tawuran yang melibatkan 22 orang pelajar, Selasa 22 Mei 2018 pukul 16.30 Wib. 

Ironisnya lagi, aksi tawuran tersebut yang melibatkan 22 orang pelajar itu, diantaranya 4 orang masih duduk ditingkat Sekolah Menengah Atas. Sedangkan 18 orang lainnnya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Kapolsek Bengkalis Ajun Komisaris Polisi (AKP) Maitertika melalui Anggota Bhabin kelurahan Rimbas Sekampung Brigadir Deri Adrianto, Rabu 23 Mei 2018 mengungkapkan, selain mengamankan 22 pelajar tersebut juga turut diamankan 7 buah diduga berupa alat yang terbuat dari seng berbentuk gergaji dengan ganggang kayu.

"Saya mendapat laporan dari warga setempat bahwa akan ada aksi tawuran antar pelajar, setelah diintrogasi ada 22 orang pelajar yang ikut terjaring. Alhamdulilah kita juga langsung melakukan deteksi dini atau menggalkan aksi tawuran ini,"kata Deri Adrianto.

Dilanjutkannya, selain menyita sebanyak 7 buah kayu berlapis seng yang berbentuk gergaji yang diduga untuk alat tawuran. Juga diamankan baju kaos warna hitam dengan berlogo DMB atau disebut 'Bulan Hitam Kematian' dengan istilah bahasa inggrisnya 'Dead Mont Blank'.

"Selain kita menyita alat alat yang digunakan untuk tawuran, kita juga menyita berupa baju kaos warna hitam dengan istilah mereka Bulan Hitam Kematian (DMB) Dead Mont Blank,"ujarnya dengan menyebutkan bahwa genk DMB ini adalah pasukan dari Timur.

Setelah Bhabin bersama RT dibantu warga setempat, lanjut Brigadir Deri Adrianto, maka 22 orang pelajar beserta barang bukti. Mereka bersepakat untuk langsung memanggil para orang tua para pelajar tersebut.

"Setelah kita panggil orang tuanya, seterusnya, kita buatkan surat pernyataan, kemudian mengembalikan 22 orang pelajar itu kepada orang tuanya masing-masing. Menurut keterangan dari mereka bahwa tawuran ini akan mengambil lahan dimana tempat kekuasaan merekalah kononnya,"ungkap Brigadie Deri Andrianto sambil sangat menyayangkan dengan adanya aksi tersebut. 

R1/Hee /hari