Produksi Sekitar 960 Kg Sehari, Ini Awal Terungkapnya Usaha Mi Basah Berformalin di Pekanbaru

Produksi Sekitar 960 Kg Sehari, Ini Awal Terungkapnya Usaha Mi Basah Berformalin di Pekanbaru

20 Maret 2019
Mi basah berformalin yang ditemukan BBPOM di tempat usaha Ar.

Mi basah berformalin yang ditemukan BBPOM di tempat usaha Ar.

RIAU1.COM -Tempat usaha pembuatan mi basah di Jalan Teratai Kelurahan Sidomulyo Timur, Kota Pekanbaru digerebek tim gabungan dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) yang diback up Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau pada Selasa 19 Maret dini hari kemarin.

Tempat usaha yang dijalankan pria berinisial Ar tersebut, diduga memproduksi mi basah yang mengandung zat formalin. Tak main-main, 150 kilogram mi basah berformalin ditemukan. Selain itu, disita pula barang bukti lainnya yang berkaitan, salah satunya bahan formalin.

Ar sebetulnya bukan pemain baru dalam pembuatan mi berformalin. Sebelumnya, pria tersebut juga pernah ditindak petugas BBPOM Pekanbaru atas dugaan serupa. Namun ia melarikan diri. Rupanya, Ar kembali melakoni bisnis serupa demi meraup untung dan tentunya merugikan konsumen.

Kepala BBPOM Kota Pekanbaru Muhammad Kashuri, berbincang dengan Riau1.com pada Rabu 20 Maret 2019 siang menuturkan, terungkapnya bisnis pembuatan mi berformalin itu berawal dari penelusuran petugasnya di lapangan, setelah menemukan kandungan formalin pada mi yang dijual.

"Dari pengecekan rutin (Makanan, red) oleh petugas kita, salah satunya mi basah. Indikasinya kita temukan berformalin. Kemudian kita lakukan pemetaan, kita telusuri siapa pemasoknya, jam berapa memasoknya, hingga berhasil mendapatkan lokasinya," beber Kashuri.

Kepada petugas, Ar mengaku sudah selama satu tahun menggeluti bisnis pembuatan mi menggunakan formalin. Dalam satu hari produksinya sekitar 960 kilogram dan diedarkan ke pedagang.

Jumlah itu diperkirakan dari komposisi bahan baku, di mana dalam sehari Ar mengolah 20 karung tepung (25 Kilogram/karung, red) dan menghasilkan 48 kilogram mi untuk setiap karung tepung sehingga ditaksir dalam sehari produksinya 960 kilogram, dan dijual perkilogramnya seharga Rp5.000.

Muhammad Kashuri memastikan, akan mengembangkan penelusuran kasus ini hingga ke akar-akarnya, sehingga terungkap siapa dalang yang menjual formalin tersebut. "Tentu, ini harus kita kembangkan sampai ke akar-akarnya," pungkas dia.

Adapun Ar kini sudah diserahkan ke Polda Riau untuk proses penyidikan lebih lanjut. Dia juga sudah ditahan oleh polisi.