Pria Masuk UGD gegara Minum 22 Liter Susu Sehari

12 Februari 2025
Ilustrasi/Net

Ilustrasi/Net

RIAU1.COM - Dilaporkan seorang pria berusia 54 tahun di Rotterdam, Belanda, mengalami kejadian tidak menyenangkan setelah minum susu. Kebiasaannya mengonsumsi susu dalam jumlah berlebihan membahayakan nyawanya.

Diberitakan Live Science yang dimuat Detik.com, pria itu mengunjungi UGD setelah mengalami beberapa gejala mulai dari sesak napas, keringat berlebih dan rasa haus yang tidak bisa diredakan selama 8 hari. Pemeriksan awal menunjukkan bagian perutnya bengkak dan membuncit.

Dua hari sebelum masuk UGD, pria itu mengunjungi dokter langganannya yang mengungkapkan bahwa pasien tersebut memiliki kadar gula darah tinggi dalam kisaran yang menunjukkan gejala diabetes, yang juga disebut "diabetes de novo."

Dokter meresepkan metformin, obat untuk menurunkan gula darah. Namun, gejala pasien tidak membaik, dan kesulitan bernapas serta ketidaknyamanan perutnya memburuk.

"Di UGD, pria tersebut mengungkapkan bahwa selama dua hari terakhir, ia telah minum hampir 22 liter susu murni per hari untuk menghilangkan dahaganya," tulis para dokter dalam laporan kasus tersebut.

Ketika dokter UGD mengambil sampel darah, mereka melihat bahwa darah pria itu lebih pucat dari biasanya dan tampak seperti susu. Kadar gula darahnya sangat tinggi: 1.350 miligram per desiliter. Sebagai catatan, kadar glukosa normal biasanya 70 hingga 99 miligram per desiliter.

Trigliseridanya, sejenis lemak dalam darah, juga meningkat drastis, yaitu 16.713 miligram per desiliter; nilai trigliserida normal biasanya tidak lebih tinggi dari 175 miligram per desiliter.

Dokter menyimpulkan bahwa minum susu berlemak penuh dalam jumlah berlebihan, pasien telah membanjiri sistem peredaran darahnya dengan lemak dan gula dan menyebabkan trigliseridanya melonjak tinggi, yang pada gilirannya memperburuk nyeri ulu hati dan memengaruhi pernapasannya.

Trigliserida yang sangat tinggi dapat menyebabkan sindrom kilomikronemia, suatu kondisi yang berhubungan dengan kesulitan bernapas dan nyeri perut. Sindrom ini juga dapat menyebabkan hilangnya ingatan, pankreatitis dan perubahan warna retina.

Karena kadar glukosa pria tersebut sangat tinggi, ia dirawat di unit perawatan intensif dan diberi cairan salin dan insulin, hormon yang bertanggung jawab untuk mengangkut gula ke dalam sel. Trigliseridanya yang meningkat secara tidak normal membuatnya berisiko terkena pankreatitis akut, sehingga dokter memulai pertukaran plasma untuk membersihkan lemak berlebih.

Dokter UGD memperkirakan bahwa, berdasarkan nilai gizi susu murni, pasien kemungkinan mengonsumsi 1.980 gram gula dan 1.496 gram lemak selama dua hari.

Pria tersebut terus menerima insulin dan metformin, serta obat statin untuk mencegah penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kolesterol. Dokter juga mengusulkan perubahan gaya hidup untuk mengelola asupan gula.

Pada kunjungan tindak lanjut enam minggu kemudian, trigliserida pria tersebut masih sedikit meningkat di angka 245 miligram per desiliter, tetapi selain itu, ia dalam kondisi sehat.*