Penelitian Ungkap Bila Rokok Elektronik Membuat Orang Susah Untuk Berhenti Merokok

19 Juli 2018
Ilustrasi

Ilustrasi

Riau1.com - Sebuah penelitian dari National Health Institutes of United States mengatakan bila rokok elektronik (e-rokok) jauh lebih berbahaya daripada rokok yang biasa. 

Ditemukan bahwa untuk setiap perokok yang berhenti menggunakan rokok elektrik, 80 orang lainnya akan kembali ke kebiasaan merokok apabila terpapar rokok elektrik. Hal ini membuat pemerintah Singapura memberikan dukungan kuat untuk larangan penggunaan rokok elektrik secara total di Singapura.

Penelitian yang dipimpin oleh Associate Professor Samir Soneji dari Dartmouth Institute, pusat penelitian dan pendidikan Dartmouth College Health Services, didasarkan pada pemodelan simulasi.

Model ini memperkirakan bahwa penggunaan e-rokok pada tahun 2014 di AS akan menyebabkan 2.070 orang dewasa berhenti merokok pada tahun 2015.

Namun, mereka mengharapkan rokok elektrik untuk memulai merokok pada 168.000 orang muda yang tidak pernah merokok untuk menjadi perokok harian pada pertengahan 30-an.

Ini menyimpulkan: "Penggunaan E-rokok saat ini mewakili lebih banyak gangguan tingkat populasi daripada manfaat."

 

 

 

 

R1/WER