Walau, Puisi Sutardji Calzoum Bachri yang Mengakui Kelemahan Dihadapan Pencipta
Sutardji Calzoum Bachri/Net
RIAU1.COM - Sutardji Calzoum Bachri (SCB) nama yang tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, terutama penikmat sastra.
SBC dinobatkan sebagai Presiden Penyair Indonesia. Dia terlahir sebagai anak kelima dari sebelas bersaudara yang di daerah Rengat Kabupaten Indragiri Hulu, Riau 24 Juni 1941.
Salah satu puisi yang fenomenal dan sarat makna dari SCB yakni Puisi Walau. Puisi ini bisa ditafsirkan sebagai bentuk penyerahan diri sepenuhnya pada Tuhan sang Pencipta. Meski sehebat dan terpandangnya seseorang di muka bumi.
Berikut Puisi Walau yang disajikan SCB pada tahun 1979 lalu.
WALAU
walau penyair besar
takkan sampai sebatas allah
dulu pernah kuminta tuhan dalam diri
sekarang tak
kalau mati
mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat
Jiwa membumbung dalam baris sajak
tujuh puncak membilang bilang
nyeri hari mengucap ucap
di butir pasir kutulis rindu rindu
walau huruf habislah sudah
alifbataku belum sebatas allah