Mengapa Makan Diutamakan Pakai Tangan Kanan, Berikut Penjelasannya

18 Maret 2021
Ilustrasi (Foto: Doktersehat.com)

Ilustrasi (Foto: Doktersehat.com)

RIAU1.COM - Islam merupakan agama yang tidak hanya berisi tentang ibadah dan tauhid saja, namun juga mencakup semua aspek kehidupan manusia sehari-hari.

Salah satunya adalah perihal makan yang memiliki adab seperti apa yang diajarkan Rasulullah saw.

Meski terlihat sepele, Rasulullah saw mengajarkan kita agar makan menggunakan tangan kanan. Anjuran itu di antaranya terdapat dalam hadis dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

"Apabila kamu ingin makan, harus kamu makan dengan tangan kanan dan apabila hendak minum, minumlah dengan tangan kanan karena setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri." (HR. Muslim)

Perintah makan menggunakan tangan kanan tersebut, seperti dimuat Akurat.co mengandung hikmah menurut penelitian ilmiah, yaitu bahwa kerja-kerja kita sangat bergantung dengan apa yang dikatakan otak.

Dalam konteks ini maksudnya adalah ketika seseorang makan menggunakan tangan kanan maka otak kiri yang mengendalikannya. Sebaliknya, ketika makan menggunakan tangan kiri maka otak kanan yang mengendalikannya.

Berdasarkan penelitian pula otak kiri adalah bagian yang dapat menghasilkan pesan dan perasaan positif. Jadi, ketika makan dengan tangan kanan (dikendalikan otak kiri) maka perasaan positif akan muncul sehingga makanan bisa lebih terasa nikmat dan akan mudah dicerna oleh tubuh.

Dalam riwayat lain Rasulullah saw menegaskan, "Wahai anak muda, sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kanan serta ambillah makanan yang ada didekatmu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Adab ketika makan tersebut mengajarkan pula kepada umat Islam agar tidak rakus dan berlebih-lebihan ketika menikmati pemberian dari Allah Swt.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Rasulullah saw mengajarkan kepada kita agar membagi fungsi kedua tangan sesuai dengan tempatnya. Tangan kanan untuk sesuatu yang baik dan positif salah satunya makan, sedangkan tangan kiri untuk sesuatu yang sifatnya kotor seperti istinja setelah buang air besar.

Adapun makan dengan tangan kiri menurut mazhab Syafi’i dan Hanabilah berpendapat hukumnya makruh jika tidak dalam keadaan darurat atau uzur. Sebagai tambahan, anjuran makan dengan tangan kanan ini juga berlaku ketika seseorang sedang minum.