Sinopsis Film The Hunger Games: Mockingjay Part 2, Berlanjutnya Kompetisi untuk Menentukan Hidup dan Mati

Sinopsis Film The Hunger Games: Mockingjay Part 2, Berlanjutnya Kompetisi untuk Menentukan Hidup dan Mati

23 November 2020
Film The Hunger Games: Mockingjay Part 2

Film The Hunger Games: Mockingjay Part 2

RIAU1.COM - Film The Hunger Games: Mockingjay Part 2 tayang dalam program Bioskop TransTV, Senin 23 November 2020 malam, pukul 21.30 WIB.

Film ini adalah film terakhir dari series The Hunger Games setelah The Hunger Games (2012), The Hunger Games: Catching Fire (2013), dan The Hunger Games: Mockingjay Part 1 (2014).

Film ini masih mengsahkan tentang kompetisi yang wajib diikuti oleh 12 distrik di negara Panem. Setiap distrik mengirimkan sepasang peserta yang mempertaruhkan hidup dan mati untuk menjadi pemenang.

Pemenang kompetisi tersebut adalah Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dan Peeta Mellark (Josh Hutcherson). Setelah menang, mereka diharuskan oleh otoritas Capitol, ibu kota Panem, untuk berkeliling distrik dan menyampaikan pidato.

Sayangnya, pidato yang disampaikan harus sesuai dengan permintaan Capitol. Otoritas Capitol menginginkan semua distrik untuk tunduk, salah satunya dengan pidato pemenang permainan.

Saat berkeliling distrik itu pula, mereka melihat adanya bibit pemberontakan. Pemberontakan itu pun membutuhkan sosok sebagai ikon untuk propaganda berjuluk Mockingjay.

Katniss ditunjuk sebagai Mockingjay, dan dia harus membuat video propaganda di medan tempur. Dalam pembuatan video tersebut, Katniss bertemu dengan para korban gempuran Capitol.

Seri keempat bermula saat leher Katniss bengkak akibat cekikan Peeta sebelumnya. Racun dalam tubuh Peeta membuatnya menjadi orang yang tidak terkontrol. Dalam benak Peeta, Katniss merupakan penyebab hidupnya yang hancur.

Hal itu pun ia beberkan kepada banyak orang. Perubahan pada diri Peeta, membuat Katniss ingin membunuh Presiden Snow (Donald Sutherland).

Walaupun secara formal Katniss tak lagi punya tanggungjawab menjadi penyebar propaganda pemberontakan, ia tetap berada di garda depan. Penyerangan menuju Capitol memperoleh banyak rintangan mulai dari munculnya Peeta, dan berbagai jebakan.