Hasil Penelitian di Amerika Serikat, Virus Corona Bisa Bertahan Hingga 2,7 Jam di Udara Bebas

24 April 2020
Ilustrasi virus. Foto: Pixabay.com.

Ilustrasi virus. Foto: Pixabay.com.

RIAU1.COM -Banyak orang yang kini rutin berjemur di pagi hari dengan maksud meningkatkan daya tahan tubuh dengan menyerap vitamin D. Imbauan kepada masyarakat agar berjemur di bawah sinar matahari untuk mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19 memang terbukti manjur.

Dilansir dari Tempo.co, Jumat (24/4/2020), hasil penelitian Departemen Keamanaan Negara (DHS) Amerika Serikat bekerja sama dengan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), lembaga federal lain, dan pakar kesehatan menunjukkan bahwa secara umum kelangsungan hidup virus corona cenderung lebih tinggi pada suhu yang lebih rendah. Berikut perincian fakta ketahanan SARS-CoV-2 pada berbagai lingkungan atau kondisi berdasarkan hasil penelitian DHS.

Pertama, COVID-19 dapat bertahan pada permukaan selama minimal tiga hari dan pada permukaan masker bedah hingga tujuh hari tergantung kondisi. Sedangkan di udara bebas atau aerosol, virus corona bisa bertahan selama beberapa jam.

Kedua, virus corona dapat bertahan pada permukaan plastik dan logam antara tiga hari dalam suhu 21-23 derajat Celcius dan kelembapan udara (relative humidity/RH) 40 persen dan tujuh hari dengan suhu 22 derajat Celcius dan RH 65 persen.

Ketiga, virus corona lemah terhadap suhu panas (70 derajat Celcius), sebaliknya dapat bertahan selama setidaknya dua minggu pada suhu dingin (4 derajat Celcius). Keempat, di udara bebas, virus corona bisa bertahan hingga 2,7 jam.

Jika dibandingkan dengan jenis virus corona lain, yakni SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), MHV (Mouse Hepatitis Virus), kedua virus ini dapat bertahan pada permukaan yang tidak berpori hingga 9-10 hari dan permukaan berpori hingga 3-5 hari di lingkungan bersuhu 20-25 derajat Celcius dengan RH 40-50 persen.

Kemudian, SARS dapat bertahan dengan infektivitas jejak hingga 28 hari pada suhu dingin (4 derajat Celcius) di permukaan benda. Pada permukaan berpori, termasuk kertas dan kain katun, SARS bertahan dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan permukaan yang tidak berpori.