Delapan Tanda Bahwa Anak Anda Mungkin Perlu Bantuan Terapis

Delapan Tanda Bahwa Anak Anda Mungkin Perlu Bantuan Terapis

20 Januari 2020
Delapan Tanda Bahwa Anak Anda Mungkin Perlu Bantuan Terapis

Delapan Tanda Bahwa Anak Anda Mungkin Perlu Bantuan Terapis

RIAU1.COM - Sebagai orang dewasa, kita sering mendapati perilaku anak-anak kita tidak dapat dipahami. Sangat sulit untuk menarik garis batas antara perilaku normal dan abnormal. Jadi bagaimana kita tahu jika anak kita membutuhkan terapi? Ini adalah beberapa tanda yang harus mendapatkan perhatian orang tua mana pun.

Hari ini, kami di Riau1.com ingin membantu Anda memahami jika si kecil membutuhkan bantuan terapis.

1. Bereaksi berlebihan
Perilaku yang mengganggu pada anak-anak dapat dihasilkan oleh kecemasan yang tidak diakui, kata Child Mind Institute di AS. Reaksi berlebihan adalah respons psikologis yang dilakukan oleh pikiran anak. Ini adalah cara mengekspresikan perasaan tersembunyi mereka: ada ketidaknyamanan internal yang dialami anak dalam situasi yang mengancam.

Ketidaknyamanan sosial mereka menyebabkan mereka kehilangan kendali atas banyak situasi, mengakibatkan perilaku yang mengganggu. Seorang psikolog anak dapat membantu mereka memahami reaksi mereka dan menyadari bahwa lingkungan tempat mereka berada sama sekali tidak berbahaya bagi mereka.

2. Kemarahan yang konstan
Anak-anak cenderung tergila-gila dengan masalah tertentu. Orang tua dari anak-anak kecil tahu bahwa mereka harus berurusan dengan merengek dan menendang, tetapi jika amarah adalah perilaku di mana anak resor berlebihan, Anda harus sampai ke dasarnya. Kemarahan yang sering dapat menandakan tanda-tanda kecemasan, kecemasan masa kecil, dan bahkan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Seorang terapis dapat dengan mudah mengidentifikasi akar kemarahan anak Anda dan, dengan itu, memberikan solusi yang lebih fokus untuk kasus khusus mereka.

3. Kesedihan dan kegelisahan yang persisten
Jika seorang anak cenderung sedih atas masalah yang kita tidak tahu atau menjadi gugup, kita harus menggali lebih dalam untuk mencari tahu konflik awal. Jika memungkinkan, kita harus bertanya kepada mereka mengapa mereka begitu sedih. Seorang anak yang tidak menemukan kenyamanan dengan orang tua mereka atau yang gagal menemukan kedamaian di rumah mereka sendiri, perlu mengunjungi seorang profesional.

Pada usia muda, anak-anak menyadari bahwa orang tua mereka berusaha membantu dan itu cenderung membuat mereka tenang. Konflik muncul pada saat keprihatinan mereka terus-menerus dan jika mereka berputar di sekitar obsesi. Ini bisa menjadi gangguan obsesif kompulsif (OCD), yang menyebabkan anak-anak mengalami obsesi yang tidak perlu (ketakutan) dan dorongan (perilaku).

4. Penurunan nilai yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan
Penurunan nilai yang tiba-tiba bisa menjadi penyebab kekhawatiran. Kelas cenderung mencerminkan stabilitas emosional anak-anak, daripada kinerja akademis mereka, terutama ketika menyangkut anak-anak kecil.

Terkadang itu bisa menjadi konsekuensi dari intimidasi, tetapi dengan anak berusia 5 atau 6 tahun, kasusnya mungkin lebih pribadi. Lebih baik berkonsultasi dengan guru di kelas Anda terlebih dahulu dan, dari sini, evaluasi kemungkinan mengunjungi seorang psikolog.

5. Mereka lebih suka menyendiri
Sesekali, setiap anak membutuhkan waktu sendirian, dalam keheningan, tanpa banyak orang di sekitarnya. Namun sejauh mana kegiatan ini menjadi preferensi bagi mereka? Anak-anak ingin terus bersosialisasi. Ketika mereka mulai sekolah dasar, mereka tidak dapat berhenti berbicara tentang hari mereka, mereka ingin berkumpul dengan teman-teman, atau bermain sepanjang sore dengan orang tua mereka.

Tapi, ada banyak anak lain yang lebih suka berbicara lebih sedikit atau hanya bermain sendirian di sekolah. Bertanya kepada guru anak apakah mereka memperhatikan keanehan ini adalah langkah pertama yang harus diambil. Tanda-tanda kecil ini mungkin membuka pintu yang sangat umum bagi kaum muda untuk mengalami kecemasan sosial.

6. Ketidakmampuan berkonsentrasi
Banyak anak cenderung menjadi pelamun, tetapi ketika semua dikatakan dan dilakukan, mereka masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah tepat waktu, dan belajar menulis dan berbicara dengan benar.

Anda harus memperhatikan jika tingkat konsentrasinya turun drastis, hingga anak tidak bisa duduk diam, mudah terganggu, atau sulit belajar. Seorang terapis dapat mengetahui apakah ini merupakan kasus disleksia atau ADHD hanya dalam beberapa sesi.

7. Obsesi dan kompulsi
Obsesi dan kompulsi dapat menjadi bagian normal dari perkembangan anak, kecuali jika mereka tidak pergi dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika Anda memperhatikan bahwa anak Anda memiliki obsesi dan dorongan yang lebih berat daripada teman sebayanya, Anda harus waspada. Ini adalah salah satu cara paling umum di mana sindrom OCD diekspresikan. Jika obsesi semacam ini memengaruhi anak sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan mereka untuk melakukan tugas sehari-hari, perlu menghubungi terapis.

8. Perubahan tiba-tiba dalam pola tidur
Sejak mereka masih bayi, hingga mereka menjadi anak-anak yang lebih mandiri, adalah penting bahwa, sebagai orang tua, kami membantu mereka membangun kebiasaan tidur yang sehat. Memiliki waktu tidur yang tidak teratur telah dikaitkan dengan masalah perilaku.

Hubungan antara perkembangan fisik dan emosional dan kualitas tidur sangat penting. Tidak cukup tidur di usia dini dapat memengaruhi perkembangan otak dan, dengan itu, kegiatan sehari-hari anak. Jika sebelumnya Anda mengatur jadwal tidur di rumah dan anak mulai kesulitan tidur, menderita insomnia, atau terus-menerus lelah, penting untuk mengunjungi terapis.

 

Pernahkah Anda memperhatikan tanda-tanda ini pada anak Anda? Apakah Anda kenal seseorang yang mungkin menganggap informasi ini berguna? Kami akan senang mendengar dari Anda di komentar!

 

R1/DEVI