Sering Jadi Kebiasaan, Ini Dampak Buruk Bergosip

Sering Jadi Kebiasaan, Ini Dampak Buruk Bergosip

9 Januari 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM -Menggosip umumnya dianggap salah satu komunikasi yang menyenangkan bagi sekelompok orang. Terutama untuk remaja.

Gosip mengacu pada berbagi informasi pribadi orang lain, biasanya tanpa kehadiran atau pengetahuan orang tersebut.

Orang yang menjadi target gosip umumnya merasa sangat menyakitkan. Menjadi fokus gosip juga dapat memiliki dampak negatif jangka panjang pada kepercayaan diri dan harga diri seseorang.

Melansir Goodtherapy.org, dampak tersebut kemungkinan dalam beberapa kasus, berisiko mengembangkan depresi, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri dan gangguan makan.



Gosip juga dapat berdampak negatif terhadap kinerja seseorang di sekolah atau di tempat kerja. Seperti menjadi kesulitan fokus pada tugas penting dan bahkan mungkin akan menghindari berangkat ke sekolah atau kantor karena mereka merasa malu, terluka atau cemas.

Tidak hanya berdampak pada sang target gosip saja, orang yang secara konsisten menyebarkan informasi negatif tentang seseorang dapat merusak reputasi mereka sendiri.



Bahkan, ketika gosip sudah menjadi terlalu jauh dan menjadi bahan untuk bullying, ini dapat meningkat menjadi kekerasan fisik. Dan saat tidak ditangani, hal itu dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental jangka panjang, termasuk depresi klinis, gangguan stres pasca trauma, serangan panik, perasaan bersalah hingga bunuh diri

Jadi, mempertimbangkan apakah ada dasar untuk bergosip adalah hal baik. Dan lain kali ketika Anda mendapati adanya gosip tentang orang lain, ingat betapa menyakitkannya hal itu.