Dipendamnya Selama 96 Tahun, Ini Kisah Pilu Wanita Terakhir Pencicip Makanan Hitler

Dipendamnya Selama 96 Tahun, Ini Kisah Pilu Wanita Terakhir Pencicip Makanan Hitler

19 September 2019
Pimpinan Nazi, Adolf  Hitler .

Pimpinan Nazi, Adolf Hitler .

RIAU1.COM - Kisah memilukan ini dipendamnya selama 96 tahun. 

Sebut saja Margot Wolk beruntung. Dia adalah satu-satunya anggota yang selamat dari tim pencicip makanan Hitler.

Dia termasuk dalam 15 wanita yang mempertaruhkan hidup mereka setiap hari demi Hitler bisa hidup lebih lama. Artinya, ketika ada racun dalam makanan, Margot dan orang-orang lainnya adalah orang yang pertama kali keracunan dan mungkin saja meninggal.

"Saya tak pernah melihat Hitler, tapi saya harus mempertaruhkan hidup saya untuk dia setiap hari," katanya, dikutip dari Telegraph.

Seperti dilansir CNN Indonesia, Kamis, 19 September 2019, Setelah bungkam sekian lama, perempuan berusia 96 tahun ini membuka mulutnya. Dia menceritakan semua kisahnya di sebuah tayangan TV Jerman dan mengungkapkan cobaan yang diderita oleh wanita muda saat itu.
 

Sebelumnya dia enggan membahas masa lalunya. Namun dia berubah pikiran dan buka suara tentang pekerjaannya kala itu.

 

"Tak pernah daging, karena Hitler adalah vegetarian," kata Wolk kepada situs Spiegel Online di 2013 lalu.

"Makanannya enak, sangat enak, tapi kami tak bisa menikmatinya."

makanan makanan hambar yang terdiri dari nasi, pasta, kacang polong, dan juga kembang kol.

Tak pelak, membuka masa lalunya itu ibarat mengorek kembali kehidupan beratnya. Bagaimana tidak, setiap hari selalu ada bayangan bahwa suapan pertamanya, bisa jadi suapan makanan terakhir yang disantapnya.

Hal itu selalu ada di bayangan Margot Wolk tiap harinya ketika nama dia mulai terdaftar sebagai satu dari 15 pencicip makanan Hitler.

Para pencicip, yang semuanya adalah wanita muda, dibawa ke markas Hitler. Mereka dijaga ketat di Prusia, selama Perang Dunia II.


Dia bertugas untuk mencicipi semua makanan sang pemimpin Nazi sebelum dia memakannya. Tentu saja untuk memastikan kalau dia tak diracuni.

Dia mengakui bahwa dia dan teman-teman pencicip lainnya selalu menangis tersedu-sedu karena merasa lega kalau mereka masih hidup setelah mencicipi berbagai makanan.

"Beberapa gadis mulai meneteskan air mata ketika mereka makan. Mereka sangat takut," kata Wolk kepada RBB Berlin.

"Kami harus memakan semuanya. Kemudian kami harus menunggu satu jam. Setiap jamnya kami takut kalau kami akan jatuh sakit."

"Kemudian kami menangis seperti anjing karena kami sangat senang bisa selamat."

Menjadi pencicip makanan bukanlah pilihan hidup Wolk. Wolk yang bukan seorang Nazi terpaksa meninggalkan aparetemennya yang dibom di Berlin pada 1941. Bersama Karl, suaminya, dia pergi melarikan diri ke kota asal ibu mertuanya di Parcz Polandia.
 

Hanya saja lokasi itu ternyata tempat itu juga markas Hitler 'Wolf's Lair- Ini adalah pangkalan tempat Hitler berperang.

Dia pun 'tertangkap basah' dan didaftarkan menjadi pencicip makanan oleh walikota. Sang walikota pun mengatur penjaga SS untuk menjemputnya bersama gadis-gadis lain. Mereka juga harus melapor tiap hari. Mereka dibawa dengan bus ke gedung sekolah setempat tempatmereka mencicipi makanan
Hitler. Mereka mencicipi makanan di bawah penjagaan para petugas bersenjata.

Setiap wanita makanan dari piring, diatur seperti yang disajikan kepada Hitler.

Keamanan dan paranioa para pemimpin Nazi begitu hebat, sehingga Wolk bahkan tak pernah melihat Hitler sekali pun.

"Saya hanya melihat anjing Alaskanya, Blondi," kenangnya.

Namun dalam satu waktu, dia tak cuma hanya mencicip makanan. Dia diperkosa oleh seorag perwira SS. Namun seorang prajurit lainnya membantu menyelamatkan hidupnya di akhir 1944. Dia berhasil melarikan diri setelah menemukan tempat di kereta propaganda menteri Josef Goebbels ke Berlin dan melarikan diri dari Prusia.
 


Wolk adalah satu-satunya dari 15 pencicip makanan Hitler yang masih hidup. Kolega lainnya diduga ditembak oleh Tentara Merah pada Januari 1945.

Namun melarikan diri dari Prusia bukan jaminan keselamatannya. Berlin yang jatuh ke tangan Rusia menghadirkan mimpi buruk lainnya.

Dia harus bersembunyi dari Tentara Merah yang memenuhi kota.

"Kami dulu berpakaian seperti wanita tua," katanya.

"Tapi orang Rusia itu datang untuk menangkap saya dan gadis-gadis lainnya."

"Mereka membuka gaun kami dan menyeret kami ke flat dokter. Kami ditahan di sana dan diperkosa selama 14 hari. Itu adalah neraka di bumi. Mimpi buruk tak pernah hilang."

 


Ini membuat dia tak bisa melahirkan anak. Di tengah keterpurukannya dia bertemu dengan Norman seorang tentara Inggris. Dia memintanya untuk pindah ke Inggris. Namun Wolk ingin menunggu dan mengetahui apakah suaminya, Karl, masih hidup.

Ternyata suaminya masih hidup. Dia muncul di ambang pintu rumahnya pada 1946. Wajahnya tak bisa dikenali saat itu.

Setelah itu, kehidupan dan cobaan pun dihadapi mereka berdua. Karl meninggal dunia pada 1990. Butuh dua dekade bagi Wolk untuk bisa berdamai dengan hidup dan masa lalunya demi bisa bicara tentang kehidupannya dulu.

"Hitler adalah seorang pria yang benar-benar menjijikan. Dia seperti babi," katanya dikutip dari ABC.

R1/Hee