Apakah Disunnahkan Aqiqah Pada Bayi yang Keguguran? Ini Ulasannya

Apakah Disunnahkan Aqiqah Pada Bayi yang Keguguran? Ini Ulasannya

14 Juli 2019
Ilustrasi: Internet

Ilustrasi: Internet

RIAU1.COM -  Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin rahimahullah pernah ditanya, ”Seorang bayi yang dilahirkan dan ketika ia lahir langsung meninggal dunia, apakah diwajibkan baginya aqiqah?” 

Beliau menjawab, "Jika bayi dilahirkan setelah bayi dalam kandungan sempurna empat bulan, ia tetap diaqiqahi dan diberi nama, karena bayi yang telah mencapai empat bulan dalam kandungan sudah ditiupkan ruh dan ia akan dibangkitkan pada hari kiamat."

Dalam pertemuan yang Iain, Syaikh lbnu 'Utsaimin ditanya, "Jika seorang anak mati setelah ia Iahir beberapa saat, apakah mesti diaqiqahi?" 

Jawabannya, "Jika anak termasuk mati beberapa saat setelah kelahiran, ia tetap diaqiqahi pada hari ketujuh. Hal ini disebabkan anak tersebut telah ditiupkan ruh saat itu, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat. 

Di antara faedah aqiqah adalah seorang anak akan memberi syafa’at pada kedua orang tuanya. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa jika anak tersebut mati sebelum hari ketujuh, maka gugurlah aqiqah. 

Alasannya, melansir laman Rumaysho, 12 Juli 2019, karena aqiqah barulah disyariatkan pada hari ketujuh bagi anak yang masih hidup ketika itu. Jika anak tersebut sudah mati sebelum hari ketujuh, maka gugurlah aqiqah. Akan tetapi, barangsiapa yang dicukupkan rizki oleh Allah dan telah diberikan berbagai kemudahan, maka hendaklah ia menyembelih aqiqah. Jika memang tidak mampu, maka ia tidaklah dipaksa.

Si penanya bertanya Iagi, "Apakah ketika itu ia diberi nama?” Jawaban beliau, "Iya diberi nama jika ia keluar setelah ditiupkannya ruh yaitu bila genap empat bulan dalam kandungan."