Karbohidrat Olahan Pabrik Dapat Meningkatkan Obesitas pada Anak

6 April 2019
Menteri Kesehatan RI dr Nila F Moeloek (tengah) berbincang dengan pasien obesitas. Foto: Antara.

Menteri Kesehatan RI dr Nila F Moeloek (tengah) berbincang dengan pasien obesitas. Foto: Antara.

RIAU1.COM -Obesitas pada anak dapat dihindari salah satunya dengan mengurangi konsumsi karbohidrat olahan. Karbohidrat olahan itu banyak ditemui di toko ritel.

"Karbohidrat olahan ini justru memicu craving atau ingin mengosumsi suatu terus menerus dan tidak mengenyangkan," kata Dokter spesialis anak dari RSCM, dr. Piprim Basarah Yanuarso dikutip dari Antara, Sabtu (6/4/2019). 

Berbeda dengan makanan alami yang langsung diciptakan Allah, misalnya telur, daging, ikan dan bahan pangan lain berikut lemaknya itu mengenyangkan. Ketika seseorang mengonsumsi karbohidrat olahan pabrik, lanjut Piprim, orang itu mampu menghabiskan makanan itu dalam jumlah banyak seorang diri.

"Itu namanya sugar craving. Siklusnya, insulin naik dulu, sedangkan gulanya turun. Begitu gula turun, dia lapar lagi dan mengambil (makanan) lagi," ujar Piprim.

Para ahli kesehatan menyarankan semua orang mengonsumsi sayuran dan buah meskipun tidak semua buah aman dikonsumsi bagi penderita diabetes, salah satunya pisang.

Piprim mengatakan kadar gula dalam pisang tinggi sehingga justru berbahaya dikonsumsi berlebihan, apalagi jika Anda penderita diabetes.

Satu potong pisang besar bisa mengandung 17 gram atau 4,25 sendok teh gula. Sementara, satu cangkir buah anggur mengandung 15 gram atau 3,75 gram sendok teh gula.

"Buah mesti dicari yang nutrisi tinggi tapi enggak langsung diubah oleh tubuh menjadi gula. Misalnya alpukat, stroberi, atau buah lain keluarga berry, bengkuang, timun dan buah berserat tinggi," kata Piprim.

Karbohidrat olahan seperti yang banyak ditemui di toko ritel justru memicu craving atau ingin mengosumsi suatu terus menerus dan tidak mengenyangkan.