Kerja Sama dengan UKM Malaysia Kembali Dijajaki Gubernur Syamsuar

2 Maret 2023
Gubri Syamsuar tandatangani kesepakatan kerja sama dengan pimpinan UKM.

Gubri Syamsuar tandatangani kesepakatan kerja sama dengan pimpinan UKM.

RIAU1.COM - Pemerintah Provinsi Riau menjajaki kembali kerjasama yang pernah dijalin dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Kerjasama tersebut sempat terputus tahun 2014 karena perlu dievaluasi. 

Gubernur Riau Syamsuar beserta rombongan mengunjungi kampus UKM di Bangi, Selangor, Malaysia, Kamis (2/3/2023). Rombongan disambut Timbalan Naib Conselor (Hal Ehwal Akademik & Antarabangsa) Prof. Dr. Mohammad bin Kassim dan Pengarah Pusat Pembentukan Pendidikan Lanjutan dan Profesional (UKMSHAPE) Prof. Datuk Dr. Muhammad bin Hussin.


Gubri Syamsuar dalam sambutannya usai penandatangaan kesepakatan dengan pimpinan UKM.

Gubernur Riau didampingi Asisten I Masrul Kasmy dan sejumlah kepala dinas dan biro antara lain Kadis Pariwisata Roni Rahmat, Kadis Perindag Taufik OH, Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Helmi D, Kadis LHK Makmun Murod, Karo Pengadaan Barang dan Jasa Rahmad Ramadiyanto dan Karo Administrasi Pimpinan Aryadi. 


Pimpinan UKM dalam sambutannya saat pertemuan dengan Gubri Syamsuar.

Selain itu juga hadir Wakil Ketua KDEKS Riau yang juga Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Riau, H. Abdul Rasyid Suharto, dosen geologi UIR Dr. Husnul Kausarian, akademisi Dr. Satria Antoni dan wartawan senior Fendri Jaswir. 


Delegasi Pemprov Riau dalam pertemuan dengan pihak UKM.

Prof. Mohammad bin Kassim mengatakan UKM adalah universiti watan yang akan memajukan pendidikan di dunia. UKM selangkah lebih maju di universiti watan maupun antarabangsa. 

Karena itu, katanya, UKM akan membuat jaringan dengan berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun dengan luar negeri. ''Kerjasama yang dibangun akan membawa manfaat untuk kedua belah pihak,'' ujarnya. 


5, Gubri Syamsuar tiba di UKM.

Prof. Mohammad bin Kassim mengalu-alukan kehadiran Gubernur Riau dan rombongan bagi membicarakan hal yang baru, termasuk memberikan beasiswa untuk mahasiswa- mahasiswa baru. 

Menurutnya, kini ada 30 pelajar dari Riau yang kuliah di UKM. Mereka menyambut baik kehadiran mahasiswa dari Riau ini. ''Kita harapkan akan ada membincangkan tema-tema yang lebih spesifik, agar pelajar-pelajar dari Riau dapat meneruskan S2 dan S3 di UKM,'' ujarnya. 


Pemberian cindera mata saat pertemuan Gubri Syamsuar dengan pihak UKM.

Gubernur Riau Syamsuar ingin mengulang kerjasama yang pernah dibuat dengan UKM. Cuma sekarang ada perubahan regulasi. Kalau dulu kerjasama bisa langsung dilakukan Pemerintah Provinsi Riau dengan UKM, sekarang harus melalui penjajakan dan izin dari kementrian terkait dan Kemendagri. 

''Ini harus mendapat persetujuan dari pemerintah pusat (kemendagri). Yang tidak sama dengan zaman dulu. Ini bukan hanya berlaku dengan luar negeri, tapi juga dalam negeri. Wajib bikin kerjasama dulu,'' kata gubernur. 


Gubri Syamsuar bersama rombongan dan pihak UKM usai pertemuan bahas kerja sama.

Karena itu Gubernur Riau sudah meminta bantuan Dubes RI di Kuala Lumpur dan atase pendidikan KBRI agar membantu perizinan ini. Sehingga kerjasama bisa cepat direalisasikan dan bantuan pendidikan untuk anak-anak Riau bisa diberikan. 

Gubernur Riau berharap mahasiswa dari Riau lebih memprioritaskan kuliah di bidang kesehatan, dokter spesialis, perawat, industri hilir sawit dan migas. Bidang-bidang ini ke depan sangat dibutuhkan oleh Riau. 


Rombongan Pemprov Riau dengan jajaran pimpinan UKM.

Jumpa mahasiswa Riau

Usai bertemu pimpinan UKM, Gubernur Riau Syamsuar dan rombongan berjumpa dengan mahasiswa UKM yang berasal dari Riau. Mereka mengambil kuliah di berbagai jurusan S1, S2 dan S3. 

Dalam dialog mereka lebih banyak meminta perhatian Pemerintah Provinsi Riau untuk memberikan beasiswa. Sebab, biaya kuliah sekarang sudah mulai tinggi. Bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau sangat mereka harapkan. 

Gubernur Riau Syamsuar berjanji akan merealisasikan bantuan beasiswa tersebut setelah izin dan kerjasama nanti diteken. Sebab, penggunaan uang negara harus dipertanggungjawabkan secara administrasi.