Menutup Perdagangan, Rupiah Melemah Tipis Hari Ini

21 November 2018
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp14.602 per Dollar (AS) pada perdagangan Rabu (21/11/2018). Angka ini melemah 15 poin atau 0,1 persen dari posisi Senin (19/11/2018) di level Rp14.585 per Dollar AS.

Dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu (21/11/2018) pada penutupan sore ini, Rupiah tidak melemah sendiri. Dikawasan Asia beberapa mata uang, seperti Ringgit Malaysia minus 0,18 persen, Yen Jepang minus 0,1 persen, dan Dollar Hong Kong minus 0,02 persen.

Namun, beberapa mata uang Asia justru berada di zona hijau. Peso Filipina menguat 0,27 prsen, Renminbi China 0,11 persen, Dollar Singapura 0,09 persen, dan Baht Thailand 0,04 persen.



Begitu pula dengan mata uang utama negara maju yang kompak menguat dari Dollar AS. Rubel Rusia menguat 0,5 persen, Dolar Australia 0,43 persen, Euro Eropa 0,28 persen, Franc Swiss 0,16 persen, Dolar Kanada 0,16 persen, dan Poundsterling Inggris 0,09 persen.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan pergerakan Rupiah masih cenderung melemah secara terbatas karena minim sentimen positif dari dalam maupun luar negeri. Sementara indeks Dollar AS justru masih menguat secara terbatas.

"Sebenarnya pelemahannya terbatas karena penguatan Dollar AS juga cenderung terbatas, setelah ada pandangan dari The Fed terhadap perekonomian AS," ujarnya seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu (21/11).



"Tapi ini sudah terlanjur di-price in juga, jadi mungkin hanya mengurangi antusias, tapi tidak berubah," imbuhnya.

Sentimen dari Eropa juga mereda, meski belum ada tindak lanjut, yaitu rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Britania Exit/Brexit) dan defisit anggaran pemerintah Italia. Sari dalam negeri, juga belum ada sentimen baru yang berhasil mempengaruhi laju Rupiah.

"Kemarin memang pasar sempat merespons paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan, tapi sebenarnya yang seperti ini tidak besar pengaruhnya karena bukan hal yang fundamental, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, hingga neraca perdagangan," jelasnya.

Sumber: CNNIndonesia.com