Indonesia Belum Mampu Menjadi Negara Produsen Makanan dan Minuman Halal Terbesar di Dunia

Indonesia Belum Mampu Menjadi Negara Produsen Makanan dan Minuman Halal Terbesar di Dunia

14 Desember 2018
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memberikan sambutan dalam Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) di Surabaya, Kamis (13/12/2018). Foto: Antara.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memberikan sambutan dalam Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) di Surabaya, Kamis (13/12/2018). Foto: Antara.

RIAU1.COM -Konsumsi umat muslim di Indonesia terbanyak di sektor makanan dan minuman halal yang mencapai 170 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sayangnya, Indonesia belum mampu menjadi negara produsen makanan dan minuman halal terbesar di dunia.

Hal ini disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam diskusi di rangkaian Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/12/2018).

"Saya harap industri halal di Indonesia bisa semakin berkembang. Bank Sentral sendiri telah memiliki tiga pilar agar industri halal bisa terus berkembang," harapnya.

Tiga pilar itu antara lain, pemberdayaan ekonomi berbasis syariah, pengembangan sektor keuangan syariah, hingga edukasi dan kampanye mengenai ekonomi keuangan syariah. Instrumen syariah sulit berkembang jika ekonominya tidak diberdayakan.

Makanya, BI berkomitmen membentuk rantai nilai halal. Komoditas yang akan dikembangkan adalah makanan halal, fesyen syariah, dan sebagainya.

Sumber: Antara