Bank Indonesia Berjanji Untuk Memperkuat Rupiah Menjadi Rp 15 Ribu Per Dollar AS

2 April 2020
Bank Indonesia Berjanji Untuk Memperkuat Rupiah Menjadi Rp 15 Ribu Per Dollar AS

Bank Indonesia Berjanji Untuk Memperkuat Rupiah Menjadi Rp 15 Ribu Per Dollar AS

RIAU1.COM - Bank Indonesia (BI) akan melanjutkan intervensi di pasar keuangan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah menjadi Rp 15.000 per dolar AS pada akhir tahun karena Indonesia menghadapi skenario terburuk dari penurunan nilai tukar rupiah ke level terendah dalam sejarah hasil pandemi COVID-19.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral akan terus menstabilkan mata uang untuk membangun kepercayaan di antara para pemain pasar, menambahkan bahwa bank sentral telah memelihara komunikasi dengan investor asing untuk mencegah penjualan aset-aset Indonesia.

"Dengan upaya terkoordinasi antara bank sentral dan pemerintah, kami yakin bahwa rupiah tidak hanya akan stabil tetapi juga menguat menjadi Rp 15.000 per dolar AS pada akhir tahun," kata Perry kepada wartawan saat konferensi media online.

Bank sentral dan pemerintah memproyeksikan Rabu bahwa rupiah akan melayang di sekitar Rp 17.500 hingga Rp 20.000 terhadap greenback dalam skenario terburuk, yang akan menjadi yang terlemah dalam sejarah, jika ekonomi Indonesia berkontraksi dan penurunan COVID-19 terjadi. berkepanjangan.

Pemerintah dan BI juga telah bersiap untuk kontraksi ekonomi 0,4 persen jika pandemi tetap ada. Skenario baseline adalah bahwa ekonomi akan tumbuh 2,3 persen tahun ini, terendah dalam 21 tahun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Rabu.

"Ini hanya skenario bagaimana-dan bukan proyeksi," Perry menjelaskan pada hari Kamis, menambahkan bahwa bank sentral melihat ruang untuk perbaikan untuk rupiah berkat upaya terkoordinasi antara otoritas keuangan.

Mata uang lokal, yang sudah berkinerja terburuk di Asia, saat ini diperdagangkan pada Rp 16.525 per dolar AS, menurut data Bloomberg. Ini telah terdepresiasi sekitar 15 persen sejak awal tahun. Nilai tukar rupiah yang menyentuh Rp 17.500 hingga Rp 20.000 per dolar AS akan menjadi rekor terendah, melampaui level Rp 16.950 yang dicatat selama krisis keuangan Asia 1998.

BI telah menstabilkan rupiah melalui langkah-langkah "intervensi pasar tiga", dengan fokus pada pasar spot valuta asing, pasar forward domestik yang tidak dapat dikirim dan pasar obligasi sekunder.

Bank sentral telah membeli obligasi pemerintah senilai total Rp 172,5 triliun (US $ 10,3 miliar), termasuk Rp 166,2 triliun dari investor asing di pasar sekunder. Juga terlihat tanda-tanda perlambatan arus keluar modal, yang sebelumnya menyebabkan rupiah terdepresiasi.

Aliran modal keluar dari Rp 167,9 triliun selama puncak wabah COVID-19 menjadi Rp 145,1 triliun antara 20 Januari dan 30 Maret.

 

 

 

R1/DEVI