Wabah Virus Corona juga 'Serang' Industri Otomotif di Cina

Wabah Virus Corona juga 'Serang' Industri Otomotif di Cina

17 Februari 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Merebaknya wabah virus corona yang terjadi di Cina, tidak hanya mengganggu kesehatan masyarakatnya. Namun, pasar industri otomotif di negeri tirai bambu itu juga mendapat dampak negatif.

Association of Automobile Manufacturers China menunjukkan data penjualan sepanjang Januari 2020 lebih kecil 2 juta unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bahkan penurunan penjualan tersebut diperkirakan akan semakin besar pada bulan Februari 2020. Besarnya dampak terhadap industri otomotif ini menunjukkan masyarakat Cina mengalami syok berat akibat wabah virus corona.

Dilansir Mobil123.com, para pelaku industri percaya, dampak ini akan lebih buruk dari wabah SARS di tahun 2003. Ketika itu, penjualan kendaraan hanya mengalami penurunan sebesar 13 persen di April 2003 dan 8 persen di bulan Mei 2003.

Virus corona juga akan menggangu rantai pasokan di negara tersebut. Akibatnya, akan ada butterfly effect yang dirasakan produsen mobil di seluruh dunia. Lusinan pabrik otomotif di Cina terpaksa menutup pabriknya beberapa waktu ini.

Meski sebagian mencoba untuk membuka kembali, namun baru 59 dari 183 pabrik yang sudah mulai melakukan produksi. Jumlah tersebut tentunya masih sangat sedikit untuk membuat kondisi otomotif normal.