Produksi Blok Minyak Rokan Merosot, Ini Tanggapan Menteri ESDM

Produksi Blok Minyak Rokan Merosot, Ini Tanggapan Menteri ESDM

25 Januari 2020
Ilustrasi lapangan minyak.

Ilustrasi lapangan minyak.

RIAU1.COM - Blok Minyak Rokan di Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau,  salah satu tulang punggung lifting minyak Indonesia  kini memprihatinkan.

Produksinya terus merosot, di sisi lain tak ada pengeboran sampai saat ini karena masih ada kemelut transisi kontraktor dari PT Chevron ke PT Pertamina. 

 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan PT Pertamina (Persero) tidak perlu membeli hak partisipasi Chevron Pasific Indonesia (CPI) untuk melakukan kegiatan pengeboran.

Menurutnya, Pertamina bisa masuk sebelum kontrak berakhir tanpa harus membeli hak partisipasi. Namun demikian, Arifin ragu jika Pertamina bisa masuk bulan ini.

"Dikit lagi (negosiasi dengan Chevron), harusnya bisa ya (tanpa membeli hak partisipasi. Mudah-mudahan (bulan ini)," terangnya di Kementerian ESDM, Jumat, (24/01/2020).

Sebelumnya, Pertamina sempat menyampaikan ke awak media terkait rencana membeli hak partisipasi Chevron di Blok Rokan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina akan terus mendorong negosiasi dengan Chevron agar negosiasi bisa segera diselesaikan.

 

"Negosiasi dengan Chevron dengan maksimal agar dapat segera diselesaikan," ungkapnya seperti dilansir  CNBC Indonesia, Jumat, (24/01/2020).

Lebih lanjut dirinya menerangkan, partisipasi adalah kepemilikan di lapangan.

Pertamina, imbuhnya, sudah menang tender di Blok Rokan. "Terkait pengeboran di tahun 2020 itu menjadi bagian itu menjadi bagian yang sedang dinegosiasikan untuk tahapan transaksi," imbuhnya.
 

Loading...


Dalam paparan di Komisi VII DPR RI beberapa hari lalu, Chevron Pacific Indonesia selaku kontraktor eksisting menyebut sudah tidak melakukan pengeboran lagi di Blok Rokan karena menilai sudah tidak ekonomis.

Laju produksi di Blok Rokan pun terus menurun dari tahun ke tahun.

Terbukti, Rokan yang semula blok dengan produksi minyak terbesar di Indonesia kini tergeser oleh blok Cepu yang dikelola oleh Exxon.

Blok Rokan yang pada masa kejayaannya bisa memproduksi hingga 230 ribu barel sehari, di 2019 lalu rata-rata produksinya hanya 190 ribu barel sehari. Diperkirakan tahun 2020 akan kembali terjadi penurunan di 161 ribu barel per hari. Kondisi ini akan terus menurun sampai ke tahun 2021.

Presiden Director Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak menjelaskan saat ini tengah terjadi proses transisi di blok minyak yang dikuasai kontraktor Amerika itu hampir selama satu abad itu.Mulai 8 Agustus 2021 nanti, Pertamina yang akan mengelola blok Rokan menggantikan Chevron.

"Kami sudah mulai melakukan proses alih kelola sejak awal tahun lalu di bawah koordinasi SKK Migas dengan bentuk tim koordinasi, proses ini sudah berjalan dengan baik kami punya jadwal sudah terpenuhi," jelasnya, Senin, (20/01/2020).

Selama proses transisi ini, Albert mengakui Chevron tak melakukan pengeboran.

 

"Mengingat saat ini kami sudah gak ekonomis untuk bor sumur, terakhir kami bor tahun 2018 sebanyak 89 sumur, 2019 kami fokus lakukan workover dengan gunakan digital teknologi yaitu memilih kandidat-kandidat sumur yang dikerjakan dan meminimalisir downtime kita," jelasnya.

R1 Hee.