Bukan Hanya Keluar dari Resesi, Ekonomi Turki Bakal Melejit Tahun Depan

Bukan Hanya Keluar dari Resesi, Ekonomi Turki Bakal Melejit Tahun Depan

3 Desember 2019
Menhan Prabowo Subianto saat disambut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di komplek Presiden, beberapa hari lalu.

Menhan Prabowo Subianto saat disambut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di komplek Presiden, beberapa hari lalu.

RIAU1.COM - Tidak hanya keluar dari Resesi, Ekonomi Turki bakal melejit tahun 2020, seperti yang dilaporkan oleh Lembaga Pemeringkat Kredit Fitch dunia. 


"Fitch memproyeksikan pemulihan dan penyeimbangan kembali ekonomi akan berlanjut, di mana akan ada peningkatan pertumbuhan, inflasi turun dan defisit transaksi berjalan terkendali," kata lembaga itu dalam laporan tentang prospek negara-negara berkembang (emerging) Eropa, yang dikutip dari media lokal Hurriyet Daily News.
 

Fitch menyebut salah satu alasan yang memungkinkan keadaan Turki lebih stabil di antaranya yaitu tidak adanya gejolak politik seperti pemilihan umum.

Turki baru akan mengadakan Pemilu 2023. Oleh karenanya, pada 2020 Turki berpeluang untuk menjalankan reformasi ekonomi semaksimal mungkin.

Negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan ini juga berkesempatan untuk menangani masalah lemahnya kredit struktural pada tahun depan.

"Risiko tetap beragam. Lemahnya kredibilitas kebijakan moneter, kebijakan ekonomi, politik, geopolitik dan risiko sanksi dapat memicu serangan volatilitas harga aset. Meskipun kebijakan suku bunga global seharusnya bisa menjaga kondisi pembiayaan eksternal tetap baik," jelas Fitch, seperti dilansir CNBC Indonesia, Selasa, 3 Desember 2019.
 

Sebelumnya, Turki dikabarkan sempat terjerat resesi. Namun kini, sepertinya bayang-bayang resesi mulai menjauh dari negeri sufi itu.

Di kuartal ketiga ini, ekonomi Turki tumbuh positif. Ekonomi Turki tumbuh 0,9% secara tahun-ke-tahun (year-on-year/YoY) pada kuartal III-2019.

Hal ini diumumkan Turkish Statistical institute (TurtStat), Senin kemarin.
Nilai PDB mencapai 1,15 triliun Lira (US$ 201,9 miliar) dari Juli hingga September 2019.

Ekspor barang dan jasa naik 5,1% YoY sementara impor tumbuh 7,6%. "Pertumbuhan didukung pertanian naik hingga 3,7%. Sementara industri naik 1,6% dan sektor konstruksi justru melemah 7,8%," tulis Reuters mengutip TurstStat.

 

"Pertumbuhan sektor jasa, yang terdiri dari perdagangan, transportasi, akomodasi dan layanan makanan juga naik. Angkanya mencapai 0,6%."

Pada kuartal I-2019 ekonomi Turki berkontraksi 2,6% YoY sementara di kuartal II-2019, ekonomi negara sufi ini juga turun 1,5%.

R1 Hee.