Sarang Burung Walet, Bijih Plastik Daur Ulang, Batu Bara, dan Produk Makanan Indonesia Laris di Tiongkok
Ilustrasi pelabuhan bongkar muat produk ekspor dan impor. Foto: Detik.com.
RIAU1.COM -Dalam ajang Pameran Impor Internasional China (CIIE), Indonesia berhasil menandatangani berbagai kontrak bisnis dengan para pengusaha di China.
Dilansir dari Detik.com, Minggu (24/11/2019), Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, menyebutkan bahwa penandatanganan kontrak impor terbanyak untuk komoditas batu bara. Para pengusaha China tercatat menandatangani kesepakatan kontrak mendatangkan barang-barang dari Indonesia senilai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp35 triliun (kurs Rp14.000).
"Penandatanganan kontrak impor terbanyak untuk komoditas batu bara," ujar Djauhari.
Selain batu bara, pengusaha China pun menandatangani beberapa kontrak-kontrak produk lain seperti elektronik, pertanian, makanan-minuman, dan bijih plastik.
"Produk sarang burung walet, bijih plastik daur ulang, 'oleochemical', batu bara, dan produk makanan lainnya menjadi bukti nyata bahwa produk Indonesia sangat disukai dan laku di pasar Tiongkok," lanjut Djauhari.
Perjanjian bisnis lainnya pun telah melahirkan kesepakatan kontrak bisnis dari kedua negara senilai US$ 61,4 juta atau sekitar RP 859,6 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan selaku Ketua Delegasi Indonesia dalam Forum Internasional Ekonomi Hongqiao (HEIF) mendorong Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) meningkatkan sistem perdagangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"WTO juga harus memberikan perlindungan nilai dan sistem perdagangan multilateral agar perdagangan internasional tetap stabil," ucapnya.
Dalam pameran, paviliun Indonesia menempati area seluas 136 meter persegi di arena pameran CIIE. Beberapa perusahaan yang meramaikan paviliun Indonesia di antaranya adalah Perusahaan Gas Negara (PGN), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), PT Astra Internasional, dan 17 perusahaan lain Indonesia.