Jokowi Menentang Kritik Tentang Freeport : Ini Merupakan Langkah Besar Untuk Indonesia
Ilustrasi
Riau1.com - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah meminta masyarakat untuk tidak meremehkan kesepakatan baru-baru ini yang disepakati antara pemerintah dan raksasa pertambangan AS Freeport-McMoRan, yang ia yakini merupakan terobosan dalam tahap akhir menuju divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) .
Presiden merujuk kepada kepala perjanjian (HoA) bahwa pemerintah, yang diwakili oleh perusahaan holding pertambangan milik negara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), telah menandatangani perjanjian pada 12 Juli 2018 dengan Freeport-McMoRan.
“Ini adalah proses panjang yang membutuhkan waktu tiga setengah hingga empat tahun untuk diselesaikan, dan itu adalah negosiasi yang sulit. Karena itu, HoA adalah langkah besar menuju divestasi dan kami harus bersyukur, ”katanya Senin, di Istana Negara di Jakarta.
Jokowi menanggapi kritik dari para ahli yang menuduh pemerintah "menjual" kesepakatan itu kepada publik, yang dapat menyesatkan mereka.
Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa HoA Kamis adalah langkah pertama pemerintah untuk menjadi pemegang saham mayoritas PTFI, yang mengelola tambang Grasberg Papua, tambang emas operasi terbesar di dunia.
Namun, Jokowi tidak memberikan jawaban yang jelas ketika ditanya apakah kesepakatan itu mengikat atau tidak, hanya menjawab bahwa "itu sedang dalam proses".
Secara terpisah, penambang Anglo-Australia yang dimasukkan dalam divestasi, menyatakan dengan jelas dalam siaran persnya minggu lalu bahwa HoA adalah perjanjian yang tidak mengikat dan yang mengikat diharapkan akan ditandatangani sebelum akhir tahun.
"Mengingat persyaratan yang masih disepakati, tidak ada kepastian bahwa transaksi akan selesai," kata siaran tersebut di situs web Rio Tinto pada hari Minggu, 15 Juli 2018.
R1/PAR