Pembahasan keberadaan musisi di Roro Bengkalis
RIAU1.COM - Penyeberangan Roro Bengkalis kerap dipadati masyarakat dan dimanfaatkan pula oleh para musisi untuk mencari rezeki.
Namun belakangan keberadaan musisi penyebrangan Roro ini menjadi perbincangan dan perhatian oleh sejumlah pihak dengan pro dan kontranya.
Sebab itu, Kamis, 22 Juni 2023 musisi Roro yang juga tergabung dalam Bengkalis Street Musician ini melakukan silaturahmi sekaligus perbincangan mengenai permasalahan yang beredar kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis.
Dipimpin Lilik, sejumlah musisi ini menyampaikan harapan dan keadaan dilapangan kepada Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso.
"Sebelumnya kami merasa tersanjung atas penerimaan dan tanggapan cepat Pemkab Bengkalis. Kami sampaikan keberadaan kami sebagai musisi di Bengkalis mencapai angka ratusan. Yang mana banyak bergantung hidup di bidang seni musik ini," ujarnya.
Lilik menyebutkan atas permasalahan yang ada, para musisi terpaksa menghentikan kegiatan sehari harinya mencari rezeki di kapal Roro Bengkalis.
Sebelumnya PT Jembatan Nusantara melalui Moh Erfandi, menyebutkan pihaknya sempat mengedarkan himbauan penertiban Pengamen di atas Kapal kepada armada KMP Swarna Putri, KMP Swarna Dharma, KMP Persada Nusantara dan KMP Bahari Nusantara.
"Yang mana awal mulannya, kami menerima laporan sejumlah pihak yang merasa terganggu dengan adanya musisi ini, sehingga kami melakukan tidakan dengan menyebarkan Surat Edaran di internal saja," ucap Erfandi.
Sementara dari pihak Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Riau J. Ompusunggu menyebutkan tidak ada aturan yang melarang Pengamen diatas kapal penyebrangan.
"Secara aturan, tidak ada yang melarang keberadaan Pengamen dalam kapal penyebrangan. Namun, keberadaanya harus masuk kedalam database karena apabila terjadi sesuatu mereka terdaftar di dalam kapal," pungkasnya.
Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis Agus Sofyan yang menaungi hal tersebut pun menyebutkan keberadaan musisi di kapal tidak hanya untuk menghibur. Seluruh musisi juga terlibat menjaga kebersihkan di lingkungan kapal.
"Jika berbicara soal musik, ada yang suka dan ada pula yang tidak suka. Namun dasar ketidaksukaan itu bukan berarti kita harus menghapuskan seluruhnya. Karena kita tau, mereka juga bergantung hidup disana," kata Agus.
Sama halnya dengan Kadishub Bengkalis, Asisten Pemerintahan dan Kesra Andris Wasono juga mengajak menyikapi permasalahan ini dengan arif dan bijaksana.
Menanggapi hal tersebut Wabup Bagus Santoso dengan lugasnya menyampaikan apapun permasalahan akan selesai jika dipertemukan dan dicari jalan keluar secara bersama.
"Inti dari semuanya telah kita temukan. Pihak musisi bisa lebih memperhatikan penampilan, sound system, waktu tampil, kotak partisipasi serta mendaftarkan nama pada database," ucap Bagus Santoso.
Sebagai pecinta musik, Bagus Santoso merasa terhibur dengan adanya para musisi. Namun mantan Wartawan ini mengingatkan, penampilan dan cara mencari rezekinnya musisi di Negeri Junjungan ini haruslah santun dan sopan sehingga tidak ada yang merasa terganggu.
“Kami tau para musisi ini tidak memaksa pengguna kapal untuk memberikan uang. Yang menikmati musik ini pun tidak diwajibkan memberikan dengan jumlah tertentu. Maka dari itu, biarlah mereka terus menghibur dengan peringatan tidak mengganggu penumpang,” lanjutnya.
Dari audiensi melibatkan semua pihak itu, disepakati para musisi bakal tetap bisa mencari rezeki di kapal penyebrangan Roro Bengkalis dengan aturan yang telah disepakati bersama. Namun dengan jadwal beroperasi mulai pukul 06.30 WIB hingga 17.30 WIB.*