Pengelanan Apilkasi JINNI
RIAU1.COM - Bagian Perekonomian Setda Bengkalis gelar rapat persiapan penyusunan kebijakan pengendalian inflasi.
Ada enam langkah konkret pengendalian inflasi di Bengkalis, sekaligus dibahas penyediaan aplikasi Jendela Informasi Inflasi.
Rapat ini dipimpin Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setda Bengkalis, H Khairi Fahrizal dan diikuti oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bengkalis, Susi Hartati dan Ketua Kadin Bengkalis Muhammad Ridho Nosa dan Perwakilan Dinas Perhubungan Bengkalis, Dinas Lingkungan Hidup, BPS Bengkalis, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bengkalis, Dinas Pertanian, dan Dinas Perikanan Bengkalis.
H Khairi Fahrizal mengatakan bahwa pengendalian inflasi menjadi sangat penting untuk menjadi isu daerah yang diharapkan dapat mengatasi dampak yang terjadi karena adanya inflasi.
"Komoditas harga pangan yang bergejolak ini menjadi komoditas yang sangat erat kaitannya dengan konsumsi masyarakat di level akhir guna memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari," kata Khairi.
Makanya, lanjut Khairi, enam langkah konkrit pengendalian inflasi daerah yang dapat dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkalis saat ini yakni dengan melakukan gerakan menanam, melakukan subsidi transportasi, pelaksanaan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar.
"Untuk mendukung langkah ini, tentunya, kami minta kita saling kerja sama daerah antara dinas terkait agar fluktuasi harga dapat diredam dan daerah mampu memenuhi kebutuhannya. Dan ini merupakan langkah yang tepat untuk dilaksanakan,” sebut Khairi.
Lebih lanjut kata Khairi, untuk menunjang keberhasilan dalam pengendalian inflasi juga disiapkan aplikasi Jendela Informasi Inflasi (JINNI). Dimana aplikasi ini sebuah platform satu tampilan yang menyajikan distribusi, angka IPH, Andil, Bapokting serta menampilkan grafik analisis inflasi.
“Untuk itu, kepada masing masing stakeholder dinas terkait untuk menginput data ke aplikasi JINNI ini, mari saling bersinergi dan berkomitmen untuk menyelesaikan segala persoalan inflasi di dalam aplikasi JINNI, sehingga ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat terwujud,” pesan Khairi.*