Ditemui Tokoh Masyarakat, Pemuda dan LPMK, Bahas ADTK, Lurah Pergam Rupat Malah Ajak Baku Hantam
Ditemui Tokoh Masyarakat, Pemuda dan LPMK, Bahas ADTK, Lurah Pergam Rupat Malah Ajak Baku Hantam.
RIAU1.COM - BENGKALIS - Persoalan aliran dana tanam kehidupan yang dikeluarkan oleh PT SRL pada tahun 2023 merupakan cek kontan sebesar Rp64 juta rupiah yang diduga dihabiskan oleh Lurah Pergam Dodi Candra.
Selanjutnya, selaku lurah pergam dalam hal pembuatan RAB juga diduga tanpa dilandasi hasil musyawarah para pihak. Dan dugaannya adalah soal pelanggaran admistrasi serta menyalahgunakan wewenang.
Sedangkan saat penyerahan berupa cek kontan sebesar Rp 64 juta rupiah yang diambil langsung oleh Dodi Candra tersebut juga tanpa adanya konsultasi dengan bendahara.
Zulkifli Hasibuan salah satu seksi LPMK dikelurahan pergam kecamatan Rupat langsung angkat bicara terkait dana tanaman kehidupan (ADTK) untuk kelurahan pergam tahun 2023 silam yang digelontorkan oleh PT Sumatra Riang Lestari (SRL) yang berujung menimbulkan kekisruhan.
"Masalah ini bagai benang kusut yang sulit untuk dirajut kembali. Karena lurah pergam (Dody Candra red,) tidak mempunyai niat untuk menyelesaikan permasalahan ini,"ujar Zulkifli Hasibuan, Selasa 23 April 2024.
Ia menjelaskan ADTK tersebut dari PT SRL dengan tujuan dipergunakan untuk menunjang meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di kelurahan pergam, kecamatan Rupat, dan bukan bersifat umum seperti arahan camat Rupat kepada lurah pergam.
"Lurah pergam ada mengatakan bahwa saat merealisasikan ADTK itu, dia sudah melakukan kordinasi kepada pihak kecamatan Rupat. Apa katanya, dana tersebut bisa bisa saja dipergunakan yang bersifat umum,"cerita Zulkifli Hasibuan.
"Boleh saja saja berkordinasi kepada pihak kecamatan, akan tetapi yang terpenting saat dalam pembuatan RAB harus dilandasi hasil musyawarah serta kesepakatan para tokoh, pemuda dan LPMK sebagai masyarakat pemanfaat langsung,"sambungnya.
Untuk memperjelas permasalahan ini, ujar Zulkifli Hasibuan lagi bahwa, akar permasalahan ini hingga menimbulkan kekisruhan dari tokoh masyarakat, pemuda dan LPMK sendiri.
"Awalnya tokoh masyarakat, LPMK dan pemuda pernah membuat kesepakatan dan, kesepakatan ini disetujui oleh lurah Pergam. Tetapi ketika pembuatan RAB lurah pergam mengambil kebijakan sendiri tidak berdasarkan hasil kesepakatan yang diarahkan para tokoh sehingga permasalahan ini semakin rumit. Sehingga, tokoh masyarakat, LPMK dan pemuda merasa sangat kecewa dan menimbulkan kemarahan. Dikarenakan lurah tidak mengindahkan arahan tokoh masyarakat, LPMK dan pemuda,"ujarnya.
Menurutnya, menjelang beberapa hari kemudian, para tokoh masyarakat, LPMK dan pemuda langsung menemui bendahara untuk mempertanyakan agar uang tanaman kehidupan dari PT SRL jangan dipergunakan dulu sebelum adanya kesepakatan para tokoh masyarakat, LPMK dan pemuda.
Lanjut Zulkifli, saat itu bendahara kelurahan hanya sebagai pelengkap administrasi untuk pengambilan uang dari PT SRL. Dikarenakan tanpa adanya bendahara uang tersebut tidak dapat dikeluarkan. Akan tetapi hingga saat ini uang tersebut diduga habis digunakan lurah sendiri.
"Selaku bendahara kelurahan, tidak pernah diajak konsultasi jangankan untuk memegang uang itu, melihat saja bendahara tidak pernah. Sehingga menimbulkan mosi tidak percaya kepada lurah pergam, baik itu dari tokoh masyarakat, pemuda maupun LPMK sendiri yang berbagai asumsi timbul,"ujarnya.
Saat tokoh masyarakat, LPMK dan pemuda menemui lurah pergam dengan tujuan untuk mendengarkan penjelasan dari lurah sendiri terkait pembuatan RAB. Lurah pergam (Dodi Candra red,) enggan untuk menjelaskan yang hanya berkata "saya sudah laksanakan sesuai RAB".
"Tokoh masyarakat, LPMK dan pemuda saat itu menjelaskan bahwa RAB yang dibuat hanya sepihak. Dan lurah pergam langsung emosi kepada bendahara sembari mengatakan "kau siapa ", dijawab bendahara" aku masyarakat" maka dijawab oleh lurah, "aku lurah disini, bukan kamu, kamu mau apa","pungkas Zulkifli seraya menirukan bahasa lurah pergam (Dodi Candra red,) yang sempat mengajak adu otot (berkelahi red,) kepada bendaharanya.